MAKALAH
Zoologi
“Ordo testudinata pada Reptil”
Disusun oleh :
MELISA
NPM: 1584105004
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah pada Mata Kuliah Zoologi
yang terkhusus pada materi “ Ordo testudinata
pada reptilia ”. Salawat dan salam
tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan menuju zaman yang serba modern ini dengan
perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Adapun Makalah kami tentang “ Ordo testudinata pada
reptilia ”. ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas
dari Mata Kuliah Zoologi.
Dengan adanya penulisan tentang ini diharapkan
bermanfaat untuk seluruh rekan-rekan sekalian. Dan kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu.
Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna.
Makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk
perbaikan di masa yang akan datang . akhir kata saya mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan Makalah ini
Bengkulu, 3 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ......................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar
Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Karakteristik
umum ordo testudinata...................................................................... 2
B. Klasifikasi
ordo tesrudinata..................................................................................... 7
C. Identifikasi
ordo testudinata yang ada diwilayah bengkulu................................... 24
D. Sistem
pencernaan................................................................................................... 30
E. Sistem
respirasi........................................................................................................ 30
F. Sistem
sirkulasi........................................................................................................ 31
G. Sistem
eksresi.......................................................................................................... 31
H. Sistem
saraf............................................................................................................. 31
I. Sistem
sensori.......................................................................................................... 31
J. Sistem
reproduksi.................................................................................................... 32
BAB
III PENUTUP ........................................................................................................... 33
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 33
B. Saran........................................................................................................................ 34
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki
anggota yang cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi 3 bagian yang
cukup jelas : kepala, badan dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, carnium,
didalamnya terdapat otak, karena mempunyai carnium. Vertebrata terbagi menjadi
enam kelas, kelas Chondrotyies ,kelas osteothiyes, kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves dan kelas
Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata Reptum yang berarti
melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya
bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas
yang lain adalah seluruh tubuhnya ditutp oleh kulit kering atau sisik. Kulit
ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo
tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total
maupun sebagian. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota subordo
Ophidia dan pengelupasan sebagaian pada sub-ordo Lacerdhilia. Sedangkan pada
ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian
atau pengkelupasan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam
makalah ini adalah :
1. Jelaskan
klasifikasi dari ordo testudinata?
2. Jelaskan
ciri morfologi dan fisiologi dari ordo testudinata?
C.
Tujuan
Pembuatan makalah ini untuk mengetahui tentang Daun
, yang terkhusus pada :
1. Untuk
menjelaskan ordo testudinata.
2. Untuk
menjelaskan cirri morfologi dan fisiologi dari ordo testudinata.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ciri-ciri dan Taksonomi Ordo
Testudinata
Reptil merupakan salah satu kelas
yang terdapat didalam hewan vertebrata. Dimana hewan ini memiliki beberapa ordo
yang mempunyai cirri khas masing-masing. Secara morfologi Reptil mempunyai
ciri-ciri, diantaranya:
a. Vertebral
b. Kulit tertutup sisik
c. Membutuhkan sumber panas eksternal
(ectothermal)
d. Fertilisasi internal
e. Amniotes (telur bercangkang)
f. Reptil bernapas dengan paru-paru.
g. Kebanyakan reptil bertelur. Beberapa
reptil, seperti ular boa, melahirkan hidup muda.
h. Hampir semua reptil berdarah dingin.
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class :Reptilia
Ordo :
Testudinata
Crocodylia
Rhynchocephalia
Squamata
Secara umum ordo testudinata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar
b.
Terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung
yang disebut carapace, dan perisai sebelah ventral data yang disebut plastron.
Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah
c.
Dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal
d.
Tidak mempunyai gigi tetapi rahang berkulit tanduk sebagai penggantinya
e.
Tulang belakang toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya
menjadi satu dengan perisai
f.
Memiliki empat tungkai
– Akuatik
• Umumnya perisai relatif datar
• Kaki berselaput
– Terrestrial
• Perisai tinggi berkerucut
• Tungkai pendek dan gemuk
g.
Fertilisasi internal
h.
Termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang
pasir atau tanah.
i.
Telur amnotik (bercangkang)
j.
Ekstrimitas sebagai alat gerak baik didarat atau di air.
Ciri-ciri
morfologi kepala penyu :
Kepala
penyu hijau Kepala penyu pipih
Gambar :
Bagian-bagian tubuh penyu
Ordo Testudina dibagi menjadi dua subordo:
1. Cryptodira
(kura‐kura
yang dapat memasukkan leher ke dalam
2. Pleurodira
(leher yang dimasukkan dari samping)
Cryptodira Pleurodira
Ordo
Testudinata dibagi 2 family:
a.
Familia : Chelonidae
Contoh species : penyu
hijau (Chelonia Mydas)
Klasifikasi
|
Gambar
|
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Chelonidae Genus : Chelonia Species : Chelonia Mydas |
b.
Familia :
Tryonychidae
Contoh species : Kura-kura al-dabra
Contoh species : Kura-kura al-dabra
Klasifikasi
|
Gambar
|
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Trynychidae Genus : Geochelone Species : Geochelone gigantean |
B. Klasifikasi
Ordo Testudinata
Ordo Testudinata terbagi menjadi 2 subordo yaitu
1.
Subordo Pleurodira.
Pleurodira adalah salah satu dari dua
subordo hidup penyu. Dalam banyak kasus di nomenklatur hewan, peringkat seperti
subordo dianggap begitu penting selain alasan tata nama atau taksonomi. Namun,
hal ini tidak terjadi dengan subordo dari kura-kura. Divisi ini merupakan
kesenjangan evolusi yang sangat dalam antara dua jenis yang sangat berbeda dari
kura-kura. Perbedaan fisik di antara mereka, meskipun anatomi dan sebagian
besar internal yang tetap signifikan. Pleurodira dikenal lebih umum sebagai
kura-kura sisi berleher dan nama Pleurodira secara harfiah diterjemahkan ke
leher samping, sedangkan Cryptodira dikenal sebagai kura-kura tersembunyi
berleher. Pleurodira
penyu dibatasi untuk belahan bumi selatan, sebagian besar ke Australia , Amerika
Selatan, dan Afrika. Dalam Pleurodira, dua keluarga yang hidup diwakili:
Chelidae, juga dikenal sebagai kura-kura sisi berleher Amerika Austro-Selatan,
dan Pelomedusidae, juga dikenal sebagai kura-kura sisi berleher Amerika
Afro-Selatan.
Definisi dan deskripsi
Pleurodira diidentifikasi dengan menarik kepala mereka ke dalam cangkang. Dalam kura-kura ini, leher dibengkokkan dalam bidang horizontal, menggambar kepala ke ruang di depan salah satu kaki depan. Sebuah overhang lebih besar dari carapace membantu melindungi leher. Hal ini berbeda cryptodiran sebuah, yang melipat kepala dan leher antara kaki depannya,dalam shell. Metode yang berbeda dari membungkuk leher membutuhkan anatomi yang sama sekali berbeda dari tulang leher. Semua kura-kura yang masih ada pelajari sejauh memiliki delapan tulang di leher. Dalam Pleurodira, vertebra ini sempit di penampang dan spool berbentuk dengan bikonveks centra pada satu atau lebih dari cervicals. ini centra bertindak sebagai bersama ganda, yang memungkinkan tingkat besar gerakan ke samping dan menyediakan sarana lipat leher ke dirinya sendiri di bidang lateral. Sebaliknya, di cryptodira, tulang leher yang lebar dan datar. bikonveks centra di beberapa cervicals cryptodiran memungkinkan leher melipat ke dirinya sendiri dalam bidang vertikal. Pleurodirans juga berbeda dari cryptodirans di emarginations tengkorak mereka. Tengkorak emargination memberikan ruang dan pelabuhan untuk otot rahang. Titik sambungan dan posisi emarginations berhubungan dengan tulang yang berbeda dari tengkorak. Perbedaan lain adalah dalam susunan tulang shell dan sisik overlay mereka. Pleurodiran kura-kura memiliki 13 sisik pada plastron dari shell, sedangkan kura-kura cryptodiran hanya memiliki 12. tameng tambahan disebut intergular dan berada di depan plastron antara sisik gular. kura-kura Pelomedusid juga memiliki mesoplastra, lanjut differentiaing kelompok ini. terbagi menjadi tiga family yaitu :
Pleurodira diidentifikasi dengan menarik kepala mereka ke dalam cangkang. Dalam kura-kura ini, leher dibengkokkan dalam bidang horizontal, menggambar kepala ke ruang di depan salah satu kaki depan. Sebuah overhang lebih besar dari carapace membantu melindungi leher. Hal ini berbeda cryptodiran sebuah, yang melipat kepala dan leher antara kaki depannya,dalam shell. Metode yang berbeda dari membungkuk leher membutuhkan anatomi yang sama sekali berbeda dari tulang leher. Semua kura-kura yang masih ada pelajari sejauh memiliki delapan tulang di leher. Dalam Pleurodira, vertebra ini sempit di penampang dan spool berbentuk dengan bikonveks centra pada satu atau lebih dari cervicals. ini centra bertindak sebagai bersama ganda, yang memungkinkan tingkat besar gerakan ke samping dan menyediakan sarana lipat leher ke dirinya sendiri di bidang lateral. Sebaliknya, di cryptodira, tulang leher yang lebar dan datar. bikonveks centra di beberapa cervicals cryptodiran memungkinkan leher melipat ke dirinya sendiri dalam bidang vertikal. Pleurodirans juga berbeda dari cryptodirans di emarginations tengkorak mereka. Tengkorak emargination memberikan ruang dan pelabuhan untuk otot rahang. Titik sambungan dan posisi emarginations berhubungan dengan tulang yang berbeda dari tengkorak. Perbedaan lain adalah dalam susunan tulang shell dan sisik overlay mereka. Pleurodiran kura-kura memiliki 13 sisik pada plastron dari shell, sedangkan kura-kura cryptodiran hanya memiliki 12. tameng tambahan disebut intergular dan berada di depan plastron antara sisik gular. kura-kura Pelomedusid juga memiliki mesoplastra, lanjut differentiaing kelompok ini. terbagi menjadi tiga family yaitu :
a. Chelidae (memiliki 60 spesies yang tergolong
didalam 20 genus)
Klasifikasi Ilmiah
|
Gambar
|
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata Kelas: Reptilia Order: Testudines Subordo: Pleurodira Famili: Chelidae
Genus
: Chelodina
Spesies: Chelodina
miccordi
|
Chelidae adalah
salah satu dari tiga keluarga yang tinggal penyu subordo Pleurodira dan
biasanya disebut kura-kura sisi-neck Amerika Austro-Selatan. Keluarga
didistribusikan di Australia, New Guinea, bagian dari Indonesia, dan di
sebagian besar Amerika Selatan . Ini adalah keluarga besar penyu dengan sejarah
fosil signifikan.
Deskripsi
Seperti semua kura-kura pleurodira, yang chelidae menarik leher mereka ke samping ke dalam cangkang mereka, berbeda dari cryptodires yang melipat leher mereka dalam bidang vertikal. Mereka semua spesies yang sangat air dengan kaki berselaput dan kapasitas untuk tetap terendam untuk jangka waktu yang lama. Spesies ular-necked (genera Chelus, Chelodina, dan Hydromedusa) sebagian besar pengumpul memberi makan pada ikan, invertebrata, dan gastropoda. Bentuk berleher pendek sebagian besar herbivora atau molluscivorous, tetapi juga oportunistik, dengan beberapa spesies memiliki khusus untuk makan buah-buahan. Sifat yang sangat air dari kelompok ini ditandai dengan adanya pernapasan kloaka pada beberapa spesies dari genus Elseya dan Rheodytes.
Deskripsi
Seperti semua kura-kura pleurodira, yang chelidae menarik leher mereka ke samping ke dalam cangkang mereka, berbeda dari cryptodires yang melipat leher mereka dalam bidang vertikal. Mereka semua spesies yang sangat air dengan kaki berselaput dan kapasitas untuk tetap terendam untuk jangka waktu yang lama. Spesies ular-necked (genera Chelus, Chelodina, dan Hydromedusa) sebagian besar pengumpul memberi makan pada ikan, invertebrata, dan gastropoda. Bentuk berleher pendek sebagian besar herbivora atau molluscivorous, tetapi juga oportunistik, dengan beberapa spesies memiliki khusus untuk makan buah-buahan. Sifat yang sangat air dari kelompok ini ditandai dengan adanya pernapasan kloaka pada beberapa spesies dari genus Elseya dan Rheodytes.
Anggota Chelidae
memiliki bentuk morfologi unik. karapas sering telah mengurangi paparan permukaan tulang
saraf, atau bahkan tidak sama sekali. Hal ini disebabkan kebutuhan kurang untuk
otot Longissimus dorsi membesar di penyu sisi berleher.
Bagian dalam karapas sering sangat ditopang. Ini kadang-kadang dilihat sebagai mekanisme pertahanan, yang meningkatkan kekuatan shell terhadap kekuatan menggigit.. Chelids juga kurang mesoplastra, yang memisahkan mereka dari Pelomedusidae.]
Plastron dari chelids tidak mengandung engsel apapun dapat muncul dalam beberapa kura-kura cryptodire. Pola tameng adalah fitur unik dari Pleurodira dan dapat digunakan untuk segera mengidentifikasi bentuk sebagai milik subordo ini. Semua cryptodires memiliki 12 sisik plastral, sedangkan pleurodires memiliki 13. tameng tambahan disebut intergular tersebut. Sisa dari sisik dan struktur rangka bawah mereka adalah sama seperti semua kura-kura: gulars dipasangkan, humerals, dada, perut, dan anals. Unsur-unsur rangka terdiri dari entoplaston tunggal, serta dipasangkan epiplastra, entoplastra, hyoplastra,
Bagian dalam karapas sering sangat ditopang. Ini kadang-kadang dilihat sebagai mekanisme pertahanan, yang meningkatkan kekuatan shell terhadap kekuatan menggigit.. Chelids juga kurang mesoplastra, yang memisahkan mereka dari Pelomedusidae.]
Plastron dari chelids tidak mengandung engsel apapun dapat muncul dalam beberapa kura-kura cryptodire. Pola tameng adalah fitur unik dari Pleurodira dan dapat digunakan untuk segera mengidentifikasi bentuk sebagai milik subordo ini. Semua cryptodires memiliki 12 sisik plastral, sedangkan pleurodires memiliki 13. tameng tambahan disebut intergular tersebut. Sisa dari sisik dan struktur rangka bawah mereka adalah sama seperti semua kura-kura: gulars dipasangkan, humerals, dada, perut, dan anals. Unsur-unsur rangka terdiri dari entoplaston tunggal, serta dipasangkan epiplastra, entoplastra, hyoplastra,
Taksonomi Chelidae
Family
CHELIDAE
1. Subfamily
Chelodininae
2. Subfamily
Chelinae
3. Subfamily
Hydromedusinae
Contoh kelompok
Chelidae terbesar di Australia adalah
Chelodina oblonga
Emydura
Spesies Chelidae terbesar di amerika serikat adalah
:
Platemys platycephala Hydromedusa
Macam-macam
Mata pada Chelus fimbriatus :
b. Pelomedusidae
Klasifikasi Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom :
Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Testudinata
Subordo :
Pleurodira
Famili
: Pelomedusidae
Genus
: Pelomedusa
Pelusios
Posadachelys
|
Spesies:Pelomedusa subrufa
|
Pelomedusidae
adalah keluarga kura-kura air tawar asli sub-Sahara Afrika, dengan spesies
tunggal, Pelomedusa subrufa, juga ditemukan di Yaman. Mereka berbagai ukuran
12-45 cm dan panjang
karapas, dan umumnya agak bulat dalam bentuk. Mereka Tidak dapat sepenuhnya menarik
kepala
mereka Ke kerang mereka, bukannya menggambar Mereka ke samping dan lipat.
Famili ini berisi dua genera hidup.
Mereka dibedakan dari kerabat terdekat mereka dengan engsel di bagian depan
plastron. Pelomedusidae
menghabiskan sebagian besar waktu mereka di lumpur di bagian bawah sungai atau
danau yang dangkal. Dimana Mereka makan invertebrata,
seperti serangga, moluska, dan cacing. Banyak spesies berdiapause melalui musim
kemarau, mengubur Sendiri di lumpur.
Famili ini memiliki 3 genera atau
sering disebut dengan 3 genus. Yang mana terdiri dari Pelomedusa, Pelusios dan
Posadachelys. Yang mana Genera yang paling terkenal pada family ini adalah
Pelomedusa. Yang mana salah satu spesies yang dimiliki adalah Pelomedusa subrufa.
c. Podocnemididae
Klasifikasi Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom :
Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Testudinata
Subordo :
Pleurodira
Famili
: Podocnemididae
Genus
: Erymnochelys
Neochelys
Peltocephalus
Podocnemis
|
Famili ini
memiliki 3 genera yang trdapat 8 spesies. 2 geenera terdapat di amerika serikat
yaitu spesies Peltocephalus dan Podocnemis dan satu genera lagi terdapat satu
spesies yang terdapat di madagaskar (Erymnochelys), hewan ini merupakan hewan
herbivore, aquatic, spesies ini terbesar bisa mencapai 90 cm. salah satu genera terbesar didistribusikan di
madagaskar dan amerika serikat. Salah
satu genera (Stupendemys) yang terbesar mencapai 2,3 meter panjangnya
Podocnemidae
mencapai 90 cm
Stupendemys terbesar
2.
Subordo Cryptodira, terbagi menjadi banyak family yang tergolong didalam
:
a.
Penyu laut tergolong didalam dua family yaitu :
1.
Cheloniidae
Famili ini mempunyai enam genus yang terdiri dari
enam spesies, dimana mempunyai ukuran yang bervariasi diantara 70 cm untuk 1,5
meter. Makanannya berbagai tumbuhan ataupun hewan yang terdapat di laut.
Species :
ü Chelonia
mydas (penyu hijau)
Klasifikasi
|
Gambar
|
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Chelonidae Genus : Chelonia Species : Chelonia Mydas |
Penyu hijau memiliki ciri-ciri
karapas berbentuk oval dengan 5 buah neural, 4 buah coastal, 10 buah marginal
dan bentuk karapasnya tidak meruncing di punggung serta memiliki kepala yang
bundar. Memiliki sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang, kuku pada kaki
depannya hanya satu, warna karapasnya coklat atau kehitam-hitaman. Ukuran
panjang penyu hijau antara 80-150 cm dengan berat dapat mencapai 132 kg. Penyu
hijau sangat jarang ditemui di perairan beriklim sedang, tetapi sangat banyak
tersebar di wilayah tropis dekat dengan pesisir benua dan sekitar kepulauan.
Penyu hijau dewasa merupakan herbivora dengan makanan utamanya adalah lamun dan
alga, sedangkan tukik penyu hijau merupakan omnivora. Penyu hijau terdapat di
kawasan pesisir Afrika, India dan Asia Tenggara serta sepanjang garis pantai
Australia dan Kepulauan Pasifik Selatan.
ü Lepidochelys
olivacea (penyu lekang/penyu abu-abu)
Klasifikasi Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Testudines
Family : Cheloniidae
Genus : Lepidochelys Spesies : Lepidochelys
olivacea
|
Penyu lekang memiliki karapas berbentuk
kubah tinggi, terdiri dari 5 pasang coastal scutes dimana setiap sisinya
terdiri dari 6-9 bagian, bagian pinggir karapasnya lembut. Penyu lekang ini
serupa dengan penyu hijau namun kepalanya lebih besar dan bentuk karapasnya
lebih langsing dan bersudut. Penyu lekang merupakan penyu karnivor, makannya
berupa kepiting, kerang, udang dan kerang remis yang terdapat didalam air.
Hampir sebagian besar hewan pada family ini mendapatkan makanannya dari
hewan-hewan kecil yang terdapat diair..
ü Eretmochelys
imbricata (penyu sisik)
Klasifikasi Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Eretmochelys
Spesies : Eretmochelys imbricate
|
Penyu sisik
merupakan penyu yang terancam punah yang tergolong dalam family cheloniidae.
Penyu ini umumnya memiliki bentuk tubuh yang datar, dengan sebuah karapaks
sebagai pelindung dan sirip menyerupai lengan yang beradaptasi untuk berenang.
Perbedaan spesies penyu ini dengan penyu lainnya yang sangat mudah dibedakan
adalah paruhnya yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol dan tampilan
pinggir cangkangnya seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat berubah warana
sesuai dengan temperature air. Cangkang penyu sisik adalah sumber utama dari
material cangkang kura-kura yang digunakan untuk bahan dekorasi atau hiasan.
Oleh sebab itu penyu ini terancam punah World Conservation Union
mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies kritis. Makanan spesies ini
adalah cnidaria yang berbisa oleh sebab itu daging penyu sisik mengandung
racun.
ü Natator
depressus (penyu pipih)
Penyu ini termasuk
kedalam penyu yang hampir punah. Dimana penyu ini merupakan penyu yang hidup
dilaut dan juga makanannya merupakan plankton yang hidup dilaut. Di Indonesia
terutama dibengkulu penyu ini sulit ditemukan karena didaerah Bengkulu yang
sangat dominan adalah penyu hijau atau sering disebut dengan Chelonia mydas
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Natator
Spesies : Natator
depressus
ü Epidochelys
kempi (penyu kempi)
Penyu ini merupakan penyu
yang terancam punah. Dimana keberadaan dari penyu ini sulit ditemukan di
Indonesia terutama di daerah Bengkulu.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Epidochelys
Spesies : Epidochelys
kempi
ü Caretta
caretta (penyu tempayan)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Caretta
Spesies : Caretta
caretta
2.
Dermochelyidae
Family ini memiliki satu genus dan satu spesies
dimana morfologinya berbeda dengan morfologi dari chelonidae. Komposisi karapak
terdiri dari kulit. Dan juga hewan ini mempunyai kehidupan yang panjang dan
juga bentuk ukuran yang besar, dibandingkan spesies pada chelonidae.
Spesies
:
ü Dermochelys coriacea (penyu belimbing)
Klasifikasi
Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Dermochelyidae
Genus : Dermochelys
Spesies:Dermochelys coriacea
|
Penyu
belimbing merupakan satu
dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia. Penyu belimbing Juga merupakan salah
satu dari enam spesies penyu yang dapat ditemukan di Indonesia. Sayangnya,
penyu belimbing pun termasuk salah satu dari 71 hewan langka yang
berstatus Critically Endangered. Bahkan termasuk satu dari tujuh reptil paling langka di Indonesia. Penyu
dengan ukuran terbesar dibandingkan jenis penyu lainnya ini di Indonesia kerap
disebut sebagai penyu belimbing. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai
Leatherback, Leathery Turtle, Luth, Trunkback Turtle. Sedangkan dalam bahasa
latin mempunyai nama resmi Dermochelys coriacea yang bersinonim dengan
Testudo coriacea.
Secara fisik, penyu belimbing (Leatherback) agak berbeda
dengan penyu laut lain. Bentuk tubuhnya lebih hidrodinamik dibandingkan penyu
lainnya. Perbedaan lainnya adalah Karapas penyu belimbing yang sedikit
fleksibel dengan tekstur kenyal. Tidak adanya sudut tajam yang terbentuk antara
karapas dan bawah perut (Plastron). Makanan utama penyu belimbing (Dermochelys
coriacea) adalah ubur-ubur. Sayangnya, seringkali ditemukan penyu mati lantaran
memakan sampah plastik yang dikiranya ubur-ubur.
b.
Kura-kura tergolong didalam empat family yaitu :
1.
Trionychidae (kura-kura pada family ini dinamakan dengan kura-kura
al-dabra yang memiliki lima spesies)
Klasifikasi
|
Gambar
|
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Trionychidae Genus : Geochelone Species : Geochelone gigantean |
Trionychidae
disebut juga dengan kura-kura al dabra yang terdiri dari 13 genera dimana
spesiesnya sekitar 31 spesies, hewan pada family ini banyak ditemukan di amerika utara, asia, dan
afrika. Hewan ini termasuk hewan karnivora. Kebiasaan hewan ini mengubur diri
di pasir di perairan dangkal dengan hanya kepala (sebagian) yang menonjol atau hanya kepala yang terlihat.
Memiliki leher yang panjang. Jika ada
mangsa yang mendekat hewan ini ini tiba-tiba akan keluar dari pasir,
seolah-olah sepeti meledak. Dimana terdapat 3 spesies di AS (genus Apalone) Ditemukan di timur (ish).
Contoh-contoh
spesies Trionychidae
Tiga spesies yang terdapat di
Amarika serikat:
Spiny Softshell Smooth softshell Florida softshell
(Apalone spinifera) (Apalone spinifera)
(Apalone ferox)
2.
Geoemydidae
Klasifikasi
Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Geoemydidae Genus : Rhinoclemmys Species: Rhinoclemmys pulcherrrima |
Sebagian besar family ini
memiliki sekitar lebih kurang 70 spesies. Hewan ini hidup di daerah tropis dan
sub tropis. Hanya genus Rhinoclemmys yang hidup didunia bagian tengah khususnya
amerika serikat. Mereka hidup diekosistem yang memiliki air yang sejuk.
Sebagian besar herbivore namun ada juga spesies ang termasuk kedalam karnivora
dan omnivore. Biasanya spesies betina lebih aktif dari pada hewan jantan.
Klasifikasi dan taksonomi
Family Geomydidae, terbagi menjadi 2 subfamili
yaitu:
3.
Carettochelyidae
Klasifikasi
Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom
: Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Carettochelyidae Genus : Carettochelys Species : Carettochelys insculpta |
Famili ini memiliki satu genus dan satu spesies
yaitu Carettochelys insculpta. Spesies ini hanya terdapat di new guinea dan
Australia bagian utara. Habitat diair tawar dan air payau (gabungan antara air
tawar dan air laut) atau sering disebut dengan aquatic dan juga termasuk pada
hewan omnivora atau sering disebut dengan hewan pemakan daging dan tumbuhan. Memiliki kaki
seperti sirip (bersama hanya dengan kura-kura laut) dan bisa Mengepakkan kedua lengan depan secara
bersamaan (seperti kura-kura
laut, seperti kura-kura air lainnya, yang menggunakan
stroke alternatif).
Kura-kura
yang menggepakkan tangan secara bersamaan
4.
Testudinidae (family ini memiliki dua spesies)
Klasifikasi
Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom
: Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Testudinidae Genus : Gopherus Species : Gopherus polyphemus |
Testudinidae
atau sering disebut dengan kura-kura. Family ini memiliki 15 genera yang
terdiri dari 57 spesies yang ditemukan hampir diseluruh dunia didaerah tropis
dan panas atau sedang. Sebagian besar keragaman terdapat diafrika dan asia.
Hidup diteresterial, hewan ini termasuk hewan herbivore atau omnivore. Bentuk
tubuh gempal, kaki seperti gajah tinggi. Sisik yang membesar didepan anggota
tubuh bagian depan. Kura-kura yang raksasa terdapat dipulau-pulau. Contohnya pulau Galapagos memiliki satu
spesies dengan 13 diakui subspecies di pulau-pulau yang berbeda (elephantophus
dan geochelone)
c.
Labi-labi tergolong kedalam family Emydidae yang terdapat satu spesies
contohnya labi-labi.
Emydidae
Klasifikasi
Ilmiah
|
Gambar
|
Kingdom :Animalia
Phylum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Emydidae Genus : Terrapene Species : Terrapene ornata |
Emydidae
memiliki 12 genera atau genus yang memiliki sekitar 52 spesies yang sebagian
besar spesies terdapat di amerika utara. Habitat diair dan didarat hewan ini
ada yang termasuk hewan karnivora (Terrapene ornate atau sering disebut dengan
kura-kura kotak barat) dan herbivora. Penyu fauna di amerika utara memiliki
banyak family sedangkan emydidae sebagian besar memiliki banyak spesies yang
ditemukan dalam berragam habitat, namun sebagian besar speies ini adalah
aquatic atau semi-akuatik.
Contoh spesies teresterial, karnivora Contoh spesies aquatic, herbivora
(Terrapene ornata) (Pseudemys rubriventris)
Contoh-contoh
spesies yang terdapat pada famili Emydidae
Deirochelys reticularia (Chiken turtle) Graptemys (map turtle)
Chrysemys
(Painted turtle)
Trachemys scripta (Red-aered slider) Terrapene (Box Turtle)
C.
Identifikasi ordo testudinata yang
ada diwilayah Bengkulu
Bengkulu merupakan provinsi yang
memiliki panjang garis pantai mencapai ±525 km, terbentang dari Kabupaten Kaur
di bagian selatan hingga Kabupaten Mukomuko di bagian utara provinsi. Kondisi
pantai yang panjang, menjadikan pesisir Bengkulu habitat ideal bagi penyu untuk
mendarat dan bertelur. Dari ke tujuh spesies penyu di dunia, terdapat enam
spesies di Indonesia dan ke empat diantaranya pernah ditemukan di kawasan Taman
Wisata Alam (TWA) Air Hitam Kabupaten Mukomuko. Berdasarkan data KP3ALH (2013),
ke empat spesies penyu yang pernah mendarat diantaranya : Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu
lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan Penyu belimbing (Dermochelys
coriacea).
Dalam
meningkatkan konservasi penyu maka pemerintah Bengkulu melakukan berbagai upaya
penangkaran penyu, salah satu nya diwilayah pantai panjang yang sudah dilepas
tiga jenis penyu yaitu Penyu hijau, penyu sisik dan penyu lekang. Tidak hanya
diwilayah tersebut saja dipesisir pantai juga sudah dilepas penyu yang diambil
secara penangkapan semi alami dipantai way hawang.
a. Penyu
Hijau (Chelonia mydas)
Penyu hijau memiliki ciri-ciri
karapas berbentuk oval dengan 5 buah neural, 4 buah coastal, 10 buah marginal dan
bentuk karapasnya tidak meruncing di punggung serta memiliki kepala yang
bundar. Memiliki sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang, kuku pada kaki
depannya hanya satu, warna karapasnya coklat atau kehitam-hitaman. Ukuran
panjang penyu hijau antara 80-150 cm dengan berat dapat mencapai 132 kg.
Penyu hijau sangat jarang ditemui
di perairan beriklim sedang, tetapi sangat banyak tersebar di wilayah tropis
dekat dengan pesisir benua dan sekitar kepulauan. Penyu hijau dewasa merupakan
herbivora dengan makanan utamanya adalah lamun dan alga, sedangkan tukik penyu
hijau merupakan omnivora. Penyu hijau terdapat di kawasan pesisir Afrika, India
dan Asia Tenggara serta sepanjang garis pantai Australia dan Kepulauan Pasifik
Selatan.
Klasifikasi penyu hijau (Chelonia mydas)
menurut Linnaeus, 1758 (dalam Integrated Taxonomic Information System)
adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas :
Reptilia
Ordo :
Testudinata
Sub Ordo
: Cryptodira
Family :
Cheloniidae
Genus :
Chelonia
Spesies
: Chelonia mydas
b. Penyu
lekang (Lepidochelys olivacea)
Penyu lekang memiliki karapas berbentuk
kubah tinggi, terdiri dari 5 pasang coastal scutes dimana setiap sisinya
terdiri dari 6-9 bagian, bagian pinggir karapasnya lembut. Penyu lekang ini
serupa dengan penyu hijau namun kepalanya lebih besar dan bentuk karapasnya
lebih langsing dan bersudut. Penyu lekang merupakan penyu karnivor, makannya
berupa kepiting, kerang, udang dan kerang remis.
Klasifikasi penyu lekang (Lepidochelys
olivacea) menurut Eschscholtz, 1829 (dalam Integrated Taxonomic
Information System) adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas :
Reptilia
Ordo :
Testudines
Family :
Cheloniidae
Genus :
Lepidochelys
Spesies
: Lepidochelys olivacea
c. Penyu
belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu
belimbing merupakan satu
dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia. Penyu belimbing Juga merupakan salah
satu dari enam spesies penyu yang dapat ditemukan di Indonesia. Sayangnya,
penyu belimbing pun termasuk salah satu dari 71 hewan langka yang
berstatus Critically Endangered. Bahkan termasuk satu dari tujuh reptil paling langka di Indonesia. Penyu
dengan ukuran terbesar dibandingkan jenis penyu lainnya ini di Indonesia kerap
disebut sebagai penyu belimbing. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai
Leatherback, Leathery Turtle, Luth, Trunkback Turtle. Sedangkan dalam bahasa
latin mempunyai nama resmi Dermochelys coriacea yang bersinonim dengan
Testudo coriacea.
Secara fisik, penyu
belimbing (Leatherback) agak berbeda dengan penyu laut lain. Bentuk tubuhnya
lebih hidrodinamik dibandingkan penyu lainnya. Perbedaan lainnya adalah Karapas
penyu belimbing yang sedikit fleksibel dengan tekstur kenyal. Tidak adanya
sudut tajam yang terbentuk antara karapas dan bawah perut (Plastron). Makanan
utama penyu belimbing (Dermochelys coriacea) adalah ubur-ubur. Sayangnya, seringkali ditemukan penyu mati lantaran
memakan sampah plastik yang dikiranya ubur-ubur.
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Dermochelyidae
Genus : Dermochelys
Spesies : Dermochelys
coriacea
d. Penyu
sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu sisik merupakan penyu yang terancam punah
yang tergolong dalam family cheloniidae. Penampilan penyu sisik mirip dengan
penyu lainnya. Penyu ini umumnya memiliki bentuk tubuh yang datar, dengan
sebuah karapaks sebagai pelindung dan sirip menyerupai lengan yang beradaptasi
untuk berenang. Perbedaan spesies penyu ini dengan penyu lainnya yang sangat
mudah dibedakan adalah paruhnya yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol
dan tampilan pinggir cangkangnya seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat
berubah warana sesuai dengan temperature air. Cangkang penyu sisik adalah
sumber utama dari material cangkang kura-kura yang digunakan untuk bahan
dekorasi atau hiasan. Oleh sebab itu penyu ini terancam punah World
Conservation Union mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies kritis.
Makanan spesies ini adalah cnidaria yang berbisa oleh sebab itu daging penyu
sisik mengandung racun.
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Eretmochelys
Spesies : Eretmochelys
imbricata
D.
Sistem pencernaan
Tidak ada gigi. Lidah
lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan keluar. System pencernaan terdiri dari
faring yang dapat dibesarkan,esophagus berdinding tebal, lambung, usus halus,
usus besar, dan kloaka. Hati dengan kandung empedu besar dan pancreas.
E. Sistem
Respirasi
Dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.
Dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.
F. Sistem
Sirkulasi
Secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral.
Secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral.
G. Sistem
Ekskresi
Penyu mempunyai ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih (ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih. Kandung kemih berstruktur bilobat disisi ventral dekat kloaka.
Penyu mempunyai ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih (ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih. Kandung kemih berstruktur bilobat disisi ventral dekat kloaka.
H. Sistem
Syaraf
Dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada penambahan saraf spinal dan saraf hypoglossal.
Dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada penambahan saraf spinal dan saraf hypoglossal.
I. Sistem
Sensori
Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori. Terdapat kelenjar lakrimal (air mata), meatus auditori eksternal (lubang telinga luar) dan membrane timpani yang terletak dibawah kulit dan melekat padanya.
Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori. Terdapat kelenjar lakrimal (air mata), meatus auditori eksternal (lubang telinga luar) dan membrane timpani yang terletak dibawah kulit dan melekat padanya.
J. Sistem
reproduksi
Penyu jantan didalam air
akan selalu mengikuti penyu betina stelah itu penyu jantan akan naik ke
punggung penyu betina untuk proses perkawinannya. Setelah itu penyu jantan
mengapit penyu betina dengan kuku pada tungkai anterior atau tungkai depan.
Dalam masa perkawinan bisa mencapai 8-11 jam didalam air. Dimana dalam biasanya
penyu melakukan perkawinan pada sore hari atau pada saat matahari terbenam. Setelah
itu betina akan menuju ke daratan untuk proses penetesan telur dengan cara
membuat lubang pada pasir pantai sedangkan penyu jantan masih berada didalam
air.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Secara morfologi Reptil mempunyai ciri-ciri,
diantaranya: Vertebral, Kulit tertutup sisik, Membutuhkan sumber panas
eksternal (ectothermal), Fertilisasi internal, Amniotes (telur bercangkang),
Reptil bernapas dengan paru-paru. Kingdom: Animalia, Phylum: Chordata,
Subphylum: Vertebrata Class: Reptilia, Ordo: Testudinata,
Crocodylia, Rhynchocephalia dan Squamata. Secara umum ordo testudinata memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Tubuh bulat
pipih dan umumnya relative besar, Terbungkus oleh perisai. Dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat
tanduk tebal ,
Tidak mempunyai
gigi tetapi rahang berkulit tanduk sebagai
penggantinya,
Tulang belakang
toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai, Fertilisasi internal, Termasuk hewan
ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah, Telur amnotik (bercangkang) dan Ekstrimitas
sebagai alat gerak baik didarat atau di air. Ordo testudinata terbagi menjadi dua sub ordo
yaitu subordo Pleurodira dan Cryptodira. Dimana subordo Pleurodira memiliki
tiga family yaitu Chelidae, pelomedusidae dan podocnemididae. Sedangkan subordo
Cryptodira tergolong kedalam tiga
golongan, yang pertama tergolong padapenyu laut dimana terdapat 2 famili yaitu
cheloniidae dan dermochelyidae, kedua tergolong pada kura-kura yaitu : Trionydae,
Geoemydidae, Carettochelyidae dan Testudinidae. Sedangkan golongan yang ketiga
termasuk pada labi-labi yang mana disebut dengan Emydidae.
Sistem pencernaan Tidak ada gigi. Lidah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan
keluar. System pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan,esophagus
berdinding tebal, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan
kandung empedu besar dan pancreas. Sistem
Respirasi dari faring, melalui celah
suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke
bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi
dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat di
ujung anterior trakea.
Sistem Sirkulasi secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral. Sistem Ekskresi mempunyai ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih (ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih. Kandung kemih berstruktur bilobat disisi ventral dekat kloaka. Sistem Syaraf dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada penambahan saraf spinal dan saraf hypoglossal. Sistem Sensori Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori. Terdapat kelenjar lakrimal (air mata), meatus auditori eksternal (lubang telinga luar) dan membrane timpani yang terletak dibawah kulit dan melekat padanya.
Sistem Sirkulasi secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral. Sistem Ekskresi mempunyai ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih (ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih. Kandung kemih berstruktur bilobat disisi ventral dekat kloaka. Sistem Syaraf dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada penambahan saraf spinal dan saraf hypoglossal. Sistem Sensori Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori. Terdapat kelenjar lakrimal (air mata), meatus auditori eksternal (lubang telinga luar) dan membrane timpani yang terletak dibawah kulit dan melekat padanya.
B.
SARAN
Makalah ini banyak memiliki kekurangan, kami
mengharapkan kritik dan saran dari saudara-saudara (teman-teman). Dan kami
mengharapkan makalah ini menjadi referensi bagi saudara untuk mempelajari
Tentang “Zoologi“