Selasa, 07 Maret 2017

MAKALAH

Zoologi
“Ordo testudinata pada Reptil”



Disusun oleh :
MELISA
                          NPM: 1584105004  



PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015




KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah pada Mata Kuliah Zoologi  yang terkhusus pada materi “ Ordo testudinata pada reptilia ”. Salawat dan salam tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju zaman yang serba modern ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Adapun Makalah kami tentang Ordo testudinata pada reptilia ”. ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Zoologi.
Dengan adanya penulisan tentang ini diharapkan bermanfaat untuk seluruh rekan-rekan sekalian. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu.
Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna. Makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang . akhir kata saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini

Bengkulu, 3 Desember 2015
                                                                                                       
Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C.     Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A.    Karakteristik umum ordo testudinata...................................................................... 2
B.     Klasifikasi ordo tesrudinata..................................................................................... 7
C.     Identifikasi ordo testudinata yang ada diwilayah bengkulu................................... 24
D.    Sistem pencernaan................................................................................................... 30
E.     Sistem respirasi........................................................................................................ 30
F.      Sistem sirkulasi........................................................................................................ 31
G.    Sistem eksresi.......................................................................................................... 31
H.    Sistem saraf............................................................................................................. 31
I.       Sistem sensori.......................................................................................................... 31
J.       Sistem reproduksi.................................................................................................... 32
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 33
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 33
B.     Saran........................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iv
 





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar BelakangMenu
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi 3 bagian yang cukup jelas : kepala, badan dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, carnium, didalamnya terdapat otak, karena mempunyai carnium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, kelas Chondrotyies ,kelas osteothiyes, kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves dan kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata Reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya ditutp oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagian. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota subordo Ophidia dan pengelupasan sebagaian pada sub-ordo Lacerdhilia. Sedangkan pada ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengkelupasan.

B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam makalah ini adalah :
1.      Jelaskan klasifikasi dari ordo testudinata?
2.      Jelaskan ciri morfologi dan fisiologi dari ordo testudinata?

C.    Tujuan
Pembuatan makalah ini untuk mengetahui tentang Daun , yang terkhusus pada :
1.      Untuk menjelaskan ordo testudinata.
2.      Untuk menjelaskan cirri morfologi dan fisiologi dari ordo testudinata.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ciri-ciri dan Taksonomi Ordo Testudinata
Reptil merupakan salah satu kelas yang terdapat didalam hewan vertebrata. Dimana hewan ini memiliki beberapa ordo yang mempunyai cirri khas masing-masing. Secara morfologi Reptil mempunyai ciri-ciri, diantaranya:
a.       Vertebral
b.      Kulit tertutup sisik
c.       Membutuhkan sumber panas eksternal (ectothermal)
d.      Fertilisasi internal
e.       Amniotes (telur bercangkang)
f.       Reptil bernapas dengan paru-paru.
g.      Kebanyakan reptil bertelur. Beberapa reptil, seperti ular boa, melahirkan hidup muda.
h.      Hampir semua reptil berdarah dingin.
Taksonomi
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class          :Reptilia
Ordo          : Testudinata
  Crocodylia
  Rhynchocephalia
  Squamata



 Secara umum ordo testudinata  memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar
b.      Terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai sebelah ventral data yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah
c.       Dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal
d.      Tidak mempunyai gigi tetapi rahang berkulit tanduk sebagai penggantinya
e.       Tulang belakang toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai
f.       Memiliki empat tungkai
– Akuatik
• Umumnya perisai relatif datar
• Kaki berselaput
– Terrestrial
• Perisai tinggi berkerucut
• Tungkai pendek dan gemuk
g.      Fertilisasi internal
h.      Termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah.
i.        Telur amnotik (bercangkang)
j.        Ekstrimitas sebagai alat gerak baik didarat atau di air.
 
     

Ciri-ciri morfologi  kepala penyu :
 

Kepala penyu hijau                                                     Kepala penyu pipih



                              Gambar : Bagian-bagian tubuh penyu

Ordo Testudina dibagi menjadi dua subordo:
1.      Cryptodira  (kurakura yang dapat memasukkan leher ke dalam
2.      Pleurodira (leher yang dimasukkan dari samping)

   
                   Cryptodira                                                      Pleurodira

Ordo Testudinata dibagi 2 family:
a.       Familia : Chelonidae
Contoh species : penyu hijau (Chelonia Mydas)
Klasifikasi
Gambar
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili :
Chelonidae
Genus :
Chelonia
Species : Chelonia Myda
s

b.       Familia : Tryonychidae
Contoh species : Kura-kura al-dabra
Klasifikasi
Gambar
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili :
Trynychidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone
 gigantean

                       


B.     Klasifikasi Ordo Testudinata
Ordo Testudinata terbagi menjadi 2 subordo yaitu
1.      Subordo Pleurodira.
 Pleurodira adalah salah satu dari dua subordo hidup penyu. Dalam banyak kasus di nomenklatur hewan, peringkat seperti subordo dianggap begitu penting selain alasan tata nama atau taksonomi. Namun, hal ini tidak terjadi dengan subordo dari kura-kura. Divisi ini merupakan kesenjangan evolusi yang sangat dalam antara dua jenis yang sangat berbeda dari kura-kura. Perbedaan fisik di antara mereka, meskipun anatomi dan sebagian besar internal yang tetap signifikan. Pleurodira dikenal lebih umum sebagai kura-kura sisi berleher dan nama Pleurodira secara harfiah diterjemahkan ke leher samping, sedangkan Cryptodira dikenal sebagai kura-kura tersembunyi berleher. Pleurodira penyu dibatasi untuk belahan bumi selatan, sebagian besar ke Australia , Amerika Selatan, dan Afrika. Dalam Pleurodira, dua keluarga yang hidup diwakili: Chelidae, juga dikenal sebagai kura-kura sisi berleher Amerika Austro-Selatan, dan Pelomedusidae, juga dikenal sebagai kura-kura sisi berleher Amerika Afro-Selatan. Definisi dan deskripsi
 Pleurodira diidentifikasi dengan menarik kepala mereka ke dalam cangkang. Dalam kura-kura ini, leher dibengkokkan dalam bidang horizontal, menggambar kepala ke ruang di depan salah satu kaki depan. Sebuah overhang lebih besar dari carapace membantu melindungi leher
. Hal ini berbeda cryptodiran sebuah, yang melipat kepala dan leher antara kaki depannya,dalam shell. Metode yang berbeda dari membungkuk leher membutuhkan anatomi yang sama sekali berbeda dari tulang leher. Semua kura-kura yang masih ada pelajari sejauh memiliki delapan tulang di leher. Dalam Pleurodira, vertebra ini sempit di penampang dan spool berbentuk dengan bikonveks centra pada satu atau lebih dari cervicals. ini centra bertindak sebagai bersama ganda, yang memungkinkan tingkat besar gerakan ke samping dan menyediakan sarana lipat leher ke dirinya sendiri di bidang lateral. Sebaliknya, di cryptodira, tulang leher yang lebar dan datar. bikonveks centra di beberapa cervicals cryptodiran memungkinkan leher melipat ke dirinya sendiri dalam bidang vertikal. Pleurodirans juga berbeda dari cryptodirans di emarginations tengkorak mereka. Tengkorak emargination memberikan ruang dan pelabuhan untuk otot rahang. Titik sambungan dan posisi emarginations berhubungan dengan tulang yang berbeda dari tengkorak. Perbedaan lain adalah dalam susunan tulang shell dan sisik overlay mereka. Pleurodiran kura-kura memiliki 13 sisik pada plastron dari shell, sedangkan kura-kura cryptodiran hanya memiliki 12. tameng tambahan disebut intergular dan berada di depan plastron antara sisik gular. kura-kura Pelomedusid juga memiliki mesoplastra, lanjut differentiaing kelompok ini. terbagi menjadi tiga family yaitu :
a.       Chelidae (memiliki 60 spesies yang tergolong didalam 20 genus)
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas:
Reptilia
Order: Testudines
Subordo: Pleurodira
Famili: Chelidae
Genus : Chelodina
Spesies:  Chelodina miccordi

Chelidae adalah salah satu dari tiga keluarga yang tinggal penyu subordo Pleurodira dan biasanya disebut kura-kura sisi-neck Amerika Austro-Selatan. Keluarga didistribusikan di Australia, New Guinea, bagian dari Indonesia, dan di sebagian besar Amerika Selatan . Ini adalah keluarga besar penyu dengan sejarah fosil signifikan.
Deskripsi
Seperti semua kura-kura pleurodira, yang chelid
ae menarik leher mereka ke samping ke dalam cangkang mereka, berbeda dari cryptodires yang melipat leher mereka dalam bidang vertikal. Mereka semua spesies yang sangat air dengan kaki berselaput dan kapasitas untuk tetap terendam untuk jangka waktu yang lama. Spesies ular-necked (genera Chelus, Chelodina, dan Hydromedusa) sebagian besar pengumpul memberi makan pada ikan, invertebrata, dan gastropoda. Bentuk berleher pendek sebagian besar herbivora atau molluscivorous, tetapi juga oportunistik, dengan beberapa spesies memiliki khusus untuk makan buah-buahan. Sifat yang sangat air dari kelompok ini ditandai dengan adanya pernapasan kloaka pada beberapa spesies dari genus Elseya dan Rheodytes.
Anggota Chelidae memiliki bentuk morfologi unik. karapas sering telah mengurangi paparan permukaan tulang saraf, atau bahkan tidak sama sekali. Hal ini disebabkan kebutuhan kurang untuk otot Longissimus dorsi membesar di penyu sisi berleher.
Bagian dalam karapas sering sangat ditopang. Ini kadang-kadang dilihat sebagai mekanisme pertahanan, yang meningkatkan kekuatan shell terhadap kekuatan menggigit
.. Chelids juga kurang mesoplastra, yang memisahkan mereka dari Pelomedusidae.]
Plastron dari chelids tidak mengandung engsel apapun dapat muncul dalam beberapa kura-kura cryptodire. Pola tameng adalah fitur unik dari Pleurodira dan dapat digunakan untuk segera mengidentifikasi
bentuk sebagai milik subordo ini. Semua cryptodires memiliki 12 sisik plastral, sedangkan pleurodires memiliki 13. tameng tambahan disebut intergular tersebut. Sisa dari sisik dan struktur rangka bawah mereka adalah sama seperti semua kura-kura: gulars dipasangkan, humerals, dada, perut, dan anals. Unsur-unsur rangka terdiri dari entoplaston tunggal, serta dipasangkan epiplastra, entoplastra, hyoplastra,  


Taksonomi Chelidae
Family CHELIDAE
1.      Subfamily Chelodininae
·         Genus †Birlimarr
·         Genus Chelodina
·         Genus Elseya
·         Genus Emydura
·         Genus Elusor
·         Genus Flaviemys
·         Genus Myuchelys
·         Genus Pseudemydura
·         Genus Rheodytes
2.      Subfamily Chelinae
o   Genus Chelus
o   Genus Acanthochelys
o   Genus Mesoclemmys
o   Genus Phrynops
o   Genus Platemys
o   Genus Rhinemys
o   Genus †Bonapartemys
o   Genus †Lomalatachelys
o   Genus †Prochelidella
o   Genus †Palaeophrynops
o   Genus †Parahydraspis
o   Genus †Linderochelys
3.      Subfamily Hydromedusinae
*      Genus Hydromedusa
*      Genus †Yaminuechelys

Contoh kelompok Chelidae terbesar di Australia adalah
Chelodina oblonga                  Emydura
    

Spesies Chelidae terbesar di amerika serikat adalah :
Platemys platycephala       Hydromedusa
    
Macam-macam Mata pada Chelus fimbriatus :
     



b.      Pelomedusidae
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Chordata
Subphylum: Vertebrata
Kelas         : Reptilia
Ordo         : Testudinata
Subordo    : Pleurodira
Famili       : Pelomedusidae
Genus       : Pelomedusa
                   Pelusios
                   Posadachelys

        Spesies:Pelomedusa subrufa
Pelomedusidae adalah keluarga kura-kura air tawar asli sub-Sahara Afrika, dengan spesies tunggal, Pelomedusa subrufa, juga ditemukan di Yaman. Mereka berbagai ukuran 12-45 cm dan panjang karapas, dan umumnya agak bulat dalam bentuk. Mereka Tidak dapat sepenuhnya menarik kepala mereka Ke kerang mereka, bukannya menggambar Mereka ke samping dan lipat. Famili ini berisi dua genera hidup. Mereka dibedakan dari kerabat terdekat mereka dengan engsel di bagian depan plastron. Pelomedusidae menghabiskan sebagian besar waktu mereka di lumpur di bagian bawah sungai atau danau yang dangkal.  Dimana Mereka makan invertebrata, seperti serangga, moluska, dan cacing. Banyak spesies berdiapause melalui musim kemarau, mengubur Sendiri di lumpur.  
Famili ini memiliki 3 genera atau sering disebut dengan 3 genus. Yang mana terdiri dari Pelomedusa, Pelusios dan Posadachelys. Yang mana Genera yang paling terkenal pada family ini adalah Pelomedusa. Yang mana salah satu spesies yang dimiliki adalah Pelomedusa subrufa.




c.       Podocnemididae
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Chordata
Subphylum: Vertebrata
Kelas         : Reptilia
Ordo         : Testudinata
Subordo    : Pleurodira
Famili       : Podocnemididae
Genus       : Erymnochelys
                   Neochelys
                   Peltocephalus
                   Podocnemis

                                               
Famili ini memiliki 3 genera yang trdapat 8 spesies. 2 geenera terdapat di amerika serikat yaitu spesies Peltocephalus dan Podocnemis dan satu genera lagi terdapat satu spesies yang terdapat di madagaskar (Erymnochelys), hewan ini merupakan hewan herbivore, aquatic, spesies ini terbesar bisa mencapai 90 cm.  salah satu genera terbesar didistribusikan di madagaskar dan amerika serikat.  Salah satu genera (Stupendemys) yang terbesar mencapai 2,3 meter panjangnya

       
                                    Podocnemidae mencapai 90 cm                      Stupendemys terbesar
2.      Subordo Cryptodira, terbagi menjadi banyak family yang tergolong didalam :
a.       Penyu laut tergolong didalam dua family yaitu :
1.      Cheloniidae
Famili ini mempunyai enam genus yang terdiri dari enam spesies, dimana mempunyai ukuran yang bervariasi diantara 70 cm untuk 1,5 meter. Makanannya berbagai tumbuhan ataupun hewan yang terdapat di laut. 
 
Species :
ü  Chelonia mydas (penyu hijau)
Klasifikasi
Gambar
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili :
Chelonidae
Genus :
Chelonia
Species : Chelonia Myda
s
Penyu hijau memiliki ciri-ciri karapas berbentuk oval dengan 5 buah neural, 4 buah coastal, 10 buah marginal dan bentuk karapasnya tidak meruncing di punggung serta memiliki kepala yang bundar. Memiliki sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang, kuku pada kaki depannya hanya satu, warna karapasnya coklat atau kehitam-hitaman. Ukuran panjang penyu hijau antara 80-150 cm dengan berat dapat mencapai 132 kg. Penyu hijau sangat jarang ditemui di perairan beriklim sedang, tetapi sangat banyak tersebar di wilayah tropis dekat dengan pesisir benua dan sekitar kepulauan. Penyu hijau dewasa merupakan herbivora dengan makanan utamanya adalah lamun dan alga, sedangkan tukik penyu hijau merupakan omnivora. Penyu hijau terdapat di kawasan pesisir Afrika, India dan Asia Tenggara serta sepanjang garis pantai Australia dan Kepulauan Pasifik Selatan.
ü  Lepidochelys olivacea (penyu lekang/penyu abu-abu)
Klasifikasi Ilmiah
 Gambar
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Subfilum         : Vertebrata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Testudines
Family             : Cheloniidae
Genus              : Lepidochelys Spesies            : Lepidochelys   olivacea
Penyu lekang memiliki karapas berbentuk kubah tinggi, terdiri dari 5 pasang coastal scutes dimana setiap sisinya terdiri dari 6-9 bagian, bagian pinggir karapasnya lembut. Penyu lekang ini serupa dengan penyu hijau namun kepalanya lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan bersudut. Penyu lekang merupakan penyu karnivor, makannya berupa kepiting, kerang, udang dan kerang remis yang terdapat didalam air. Hampir sebagian besar hewan pada family ini mendapatkan makanannya dari hewan-hewan kecil yang terdapat diair..


ü  Eretmochelys imbricata (penyu sisik)
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Testudinata
Famili              : Cheloniidae
Genus              : Eretmochelys
Spesies            : Eretmochelys imbricate
Penyu sisik merupakan penyu yang terancam punah yang tergolong dalam family cheloniidae. Penyu ini umumnya memiliki bentuk tubuh yang datar, dengan sebuah karapaks sebagai pelindung dan sirip menyerupai lengan yang beradaptasi untuk berenang. Perbedaan spesies penyu ini dengan penyu lainnya yang sangat mudah dibedakan adalah paruhnya yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol dan tampilan pinggir cangkangnya seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat berubah warana sesuai dengan temperature air. Cangkang penyu sisik adalah sumber utama dari material cangkang kura-kura yang digunakan untuk bahan dekorasi atau hiasan. Oleh sebab itu penyu ini terancam punah World Conservation Union mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies kritis. Makanan spesies ini adalah cnidaria yang berbisa oleh sebab itu daging penyu sisik mengandung racun.
ü  Natator depressus (penyu pipih)
Penyu ini termasuk kedalam penyu yang hampir punah. Dimana penyu ini merupakan penyu yang hidup dilaut dan juga makanannya merupakan plankton yang hidup dilaut. Di Indonesia terutama dibengkulu penyu ini sulit ditemukan karena didaerah Bengkulu yang sangat dominan adalah penyu hijau atau sering disebut dengan Chelonia mydas
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Reptilia
Ordo          : Testudinata
Famili        : Cheloniidae
Genus        : Natator
Spesies      : Natator depressus
ü  Epidochelys kempi (penyu kempi)
Penyu ini merupakan penyu yang terancam punah. Dimana keberadaan dari penyu ini sulit ditemukan di Indonesia terutama di daerah Bengkulu.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Reptilia
Ordo          : Testudinata
Famili        : Cheloniidae
Genus        : Epidochelys
Spesies      : Epidochelys kempi
ü  Caretta caretta (penyu tempayan)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Reptilia
Ordo          : Testudinata
Famili        : Cheloniidae
Genus        : Caretta
Spesies      : Caretta caretta
2.      Dermochelyidae
Family ini memiliki satu genus dan satu spesies dimana morfologinya berbeda dengan morfologi dari chelonidae. Komposisi karapak terdiri dari kulit. Dan juga hewan ini mempunyai kehidupan yang panjang dan juga bentuk ukuran yang besar, dibandingkan spesies pada chelonidae.
Spesies  :
ü  Dermochelys coriacea (penyu belimbing)
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom : Animalia
Filum   : Chordata
Kelas   : Reptilia
Ordo    : Testudinata
Famili  : Dermochelyidae
Genus  : Dermochelys
Spesies:Dermochelys coriacea
Penyu belimbing merupakan satu dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia. Penyu belimbing Juga merupakan salah satu dari enam spesies penyu yang dapat ditemukan di Indonesia. Sayangnya, penyu belimbing pun termasuk salah satu dari 71 hewan langka yang berstatus Critically Endangered. Bahkan termasuk satu dari tujuh reptil paling langka di Indonesia. Penyu dengan ukuran terbesar dibandingkan jenis penyu lainnya ini di Indonesia kerap disebut sebagai penyu belimbing. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Leatherback, Leathery Turtle, Luth, Trunkback Turtle. Sedangkan dalam bahasa latin mempunyai nama resmi Dermochelys coriacea yang bersinonim dengan Testudo coriacea.
Secara fisik, penyu belimbing (Leatherback) agak berbeda dengan penyu laut lain. Bentuk tubuhnya lebih hidrodinamik dibandingkan penyu lainnya. Perbedaan lainnya adalah Karapas penyu belimbing yang sedikit fleksibel dengan tekstur kenyal. Tidak adanya sudut tajam yang terbentuk antara karapas dan bawah perut (Plastron). Makanan utama penyu belimbing (Dermochelys coriacea) adalah ubur-ubur. Sayangnya, seringkali ditemukan penyu mati lantaran memakan sampah plastik yang dikiranya ubur-ubur.

b.      Kura-kura tergolong didalam empat family yaitu :
1.      Trionychidae (kura-kura pada family ini dinamakan dengan kura-kura al-dabra yang memiliki lima spesies)
Klasifikasi
Gambar
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili :
Trionychidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone
 gigantean
Trionychidae disebut juga dengan kura-kura al dabra yang terdiri dari 13 genera dimana spesiesnya sekitar 31 spesies, hewan pada family ini  banyak ditemukan di amerika utara, asia, dan afrika. Hewan ini termasuk hewan karnivora. Kebiasaan hewan ini mengubur diri di pasir di perairan dangkal dengan hanya kepala (sebagian) yang menonjol atau hanya kepala yang terlihat. Memiliki leher yang panjang.  Jika ada mangsa yang mendekat hewan ini ini tiba-tiba akan keluar dari pasir, seolah-olah sepeti meledak. Dimana terdapat 3 spesies di AS (genus Apalone) Ditemukan di timur (ish).
 
 
 
                  Contoh-contoh spesies Trionychidae
Tiga spesies yang terdapat di Amarika serikat:

Spiny Softshell                  Smooth softshell                     Florida softshell
   
 (Apalone spinifera)          (Apalone spinifera)                (Apalone ferox)
2.      Geoemydidae
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom  : Animalia
Phylum
     : Chordata
Class
         : Reptilia
Ordo
        : Testudines
Subordo
   : Cryptodira
Famili
      : Geoemydidae
Genus
      : Rhinoclemmys
Species:
Rhinoclemmys pulcherrrima
Sebagian besar family ini memiliki sekitar lebih kurang 70 spesies. Hewan ini hidup di daerah tropis dan sub tropis. Hanya genus Rhinoclemmys yang hidup didunia bagian tengah khususnya amerika serikat. Mereka hidup diekosistem yang memiliki air yang sejuk. Sebagian besar herbivore namun ada juga spesies ang termasuk kedalam karnivora dan omnivore. Biasanya spesies betina lebih aktif dari pada hewan jantan.
Klasifikasi dan taksonomi
Family Geomydidae, terbagi menjadi 2 subfamili yaitu:
1.      Subfamily Geoemydinae
·         Genus Batagur (6 speies)
·         Genus Cuora, (10 species)
·         Genus Cyclemys (seven species)
·         Genus Geoclemys (monotypic genus)
·         Genus Geoemyda (2 species)
·         Genus Hardella (monotypic genus)
·         Genus Heosemys (formerly in Geoemyda)
·         Genus Leucocephalon (formerly in Geoemyda and Heosemys)
·         Genus Malayemys (2 species)
·         Genus Mauremys
·         Genus Melanochelys (2 species)
·         Genus Morenia (2 species)
·         Genus Notochelys (monotypic genus)
·         Genus Orlitia (monotypic genus)
·         Genus Pangshura (four species) (formerly in Kachuga)
·         Genus Sacalia,
·         Genus Siebenrockiella (two species)
·         Genus Vijayachelys
2.   Subfamily Rhinoclemmydinae
*      Genus Rhinoclemmys

3.      Carettochelyidae
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom  : Animalia
Phylum
     : Chordata
Class
         : Reptilia
Ordo
         : Testudines
Subordo
       : Cryptodira
Famili
         : Carettochelyidae
Genus
         : Carettochelys
Species :
Carettochelys insculpta
Famili ini memiliki satu genus dan satu spesies yaitu Carettochelys insculpta. Spesies ini hanya terdapat di new guinea dan Australia bagian utara. Habitat diair tawar dan air payau (gabungan antara air tawar dan air laut) atau sering disebut dengan aquatic dan juga termasuk pada hewan omnivora atau sering disebut dengan hewan pemakan daging dan tumbuhan. Memiliki kaki seperti sirip (bersama hanya dengan kura-kura laut)  dan bisa Mengepakkan kedua lengan depan secara bersamaan (seperti kura-kura laut, seperti kura-kura air lainnya, yang menggunakan stroke alternatif).
Kura-kura yang menggepakkan tangan secara bersamaan
4.      Testudinidae (family ini memiliki dua spesies)
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom  : Animalia
Phylum
     : Chordata
Class
         : Reptilia
Ordo
         : Testudines
Subordo
       : Cryptodira
Famili
         : Testudinidae
Genus
          : Gopherus
Species :
Gopherus polyphemus
Testudinidae atau sering disebut dengan kura-kura. Family ini memiliki 15 genera yang terdiri dari 57 spesies yang ditemukan hampir diseluruh dunia didaerah tropis dan panas atau sedang. Sebagian besar keragaman terdapat diafrika dan asia. Hidup diteresterial, hewan ini termasuk hewan herbivore atau omnivore. Bentuk tubuh gempal, kaki seperti gajah tinggi. Sisik yang membesar didepan anggota tubuh bagian depan. Kura-kura yang raksasa terdapat dipulau-pulau.  Contohnya pulau Galapagos memiliki satu spesies dengan 13 diakui subspecies di pulau-pulau yang berbeda (elephantophus dan geochelone)
                                   

c.       Labi-labi tergolong kedalam family Emydidae yang terdapat satu spesies contohnya labi-labi.
*   Emydidae
Klasifikasi Ilmiah
Gambar
Kingdom :Animalia
Phylum
   : Chordata
Class
        : Reptilia
Ordo
         : Testudines
Subordo
    : Cryptodira
Famili
      : Emydidae
Genus
      : Terrapene
Species
    : Terrapene ornata
Emydidae memiliki 12 genera atau genus yang memiliki sekitar 52 spesies yang sebagian besar spesies terdapat di amerika utara. Habitat diair dan didarat hewan ini ada yang termasuk hewan karnivora (Terrapene ornate atau sering disebut dengan kura-kura kotak barat) dan herbivora. Penyu fauna di amerika utara memiliki banyak family sedangkan emydidae sebagian besar memiliki banyak spesies yang ditemukan dalam berragam habitat, namun sebagian besar speies ini adalah aquatic atau semi-akuatik.
Contoh spesies teresterial, karnivora         Contoh spesies aquatic, herbivora
 
                (Terrapene ornata)                       (Pseudemys rubriventris)
                                                                    
Contoh-contoh spesies yang terdapat pada famili Emydidae
Deirochelys reticularia (Chiken turtle)      Graptemys (map turtle)
    
                              Chrysemys (Painted turtle)
                 
Trachemys scripta (Red-aered slider)              Terrapene (Box Turtle)
 



C.    Identifikasi ordo testudinata yang ada diwilayah Bengkulu
Bengkulu merupakan provinsi yang memiliki panjang garis pantai mencapai ±525 km, terbentang dari Kabupaten Kaur di bagian selatan hingga Kabupaten Mukomuko di bagian utara provinsi. Kondisi pantai yang panjang, menjadikan pesisir Bengkulu habitat ideal bagi penyu untuk mendarat dan bertelur. Dari ke tujuh spesies penyu di dunia, terdapat enam spesies di Indonesia dan ke empat diantaranya pernah ditemukan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Air Hitam Kabupaten Mukomuko. Berdasarkan data KP3ALH (2013), ke empat spesies penyu yang pernah mendarat diantaranya :  Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan Penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Dalam meningkatkan konservasi penyu maka pemerintah Bengkulu melakukan berbagai upaya penangkaran penyu, salah satu nya diwilayah pantai panjang yang sudah dilepas tiga jenis penyu yaitu Penyu hijau, penyu sisik dan penyu lekang. Tidak hanya diwilayah tersebut saja dipesisir pantai juga sudah dilepas penyu yang diambil secara penangkapan semi alami dipantai way hawang.
a.       Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Penyu hijau memiliki ciri-ciri karapas berbentuk oval dengan 5 buah neural, 4 buah coastal, 10 buah marginal dan bentuk karapasnya tidak meruncing di punggung serta memiliki kepala yang bundar. Memiliki sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang, kuku pada kaki depannya hanya satu, warna karapasnya coklat atau kehitam-hitaman. Ukuran panjang penyu hijau antara 80-150 cm dengan berat dapat mencapai 132 kg.
Penyu hijau sangat jarang ditemui di perairan beriklim sedang, tetapi sangat banyak tersebar di wilayah tropis dekat dengan pesisir benua dan sekitar kepulauan. Penyu hijau dewasa merupakan herbivora dengan makanan utamanya adalah lamun dan alga, sedangkan tukik penyu hijau merupakan omnivora. Penyu hijau terdapat di kawasan pesisir Afrika, India dan Asia Tenggara serta sepanjang garis pantai Australia dan Kepulauan Pasifik Selatan.
        
Klasifikasi penyu hijau (Chelonia mydas) menurut Linnaeus, 1758 (dalam Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Subfilum         : Vertebrata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Testudinata
Sub Ordo        : Cryptodira
Family             : Cheloniidae
Genus              : Chelonia
Spesies            : Chelonia mydas

b.      Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
Penyu lekang memiliki karapas berbentuk kubah tinggi, terdiri dari 5 pasang coastal scutes dimana setiap sisinya terdiri dari 6-9 bagian, bagian pinggir karapasnya lembut. Penyu lekang ini serupa dengan penyu hijau namun kepalanya lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan bersudut. Penyu lekang merupakan penyu karnivor, makannya berupa kepiting, kerang, udang dan kerang remis.
Klasifikasi penyu lekang (Lepidochelys olivacea) menurut Eschscholtz, 1829 (dalam Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Subfilum         : Vertebrata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Testudines
Family             : Cheloniidae
Genus              : Lepidochelys
Spesies            : Lepidochelys olivacea
c.       Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu belimbing merupakan satu dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia. Penyu belimbing Juga merupakan salah satu dari enam spesies penyu yang dapat ditemukan di Indonesia. Sayangnya, penyu belimbing pun termasuk salah satu dari 71 hewan langka yang berstatus Critically Endangered. Bahkan termasuk satu dari tujuh reptil paling langka di Indonesia. Penyu dengan ukuran terbesar dibandingkan jenis penyu lainnya ini di Indonesia kerap disebut sebagai penyu belimbing. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Leatherback, Leathery Turtle, Luth, Trunkback Turtle. Sedangkan dalam bahasa latin mempunyai nama resmi Dermochelys coriacea yang bersinonim dengan Testudo coriacea.
Secara fisik, penyu belimbing (Leatherback) agak berbeda dengan penyu laut lain. Bentuk tubuhnya lebih hidrodinamik dibandingkan penyu lainnya. Perbedaan lainnya adalah Karapas penyu belimbing yang sedikit fleksibel dengan tekstur kenyal. Tidak adanya sudut tajam yang terbentuk antara karapas dan bawah perut (Plastron). Makanan utama penyu belimbing (Dermochelys coriacea) adalah ubur-ubur. Sayangnya, seringkali ditemukan penyu mati lantaran memakan sampah plastik yang dikiranya ubur-ubur.
                        Klasifikasi ilmiah:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Testudinata
Famili              : Dermochelyidae
Genus              : Dermochelys
Spesies            : Dermochelys coriacea

d.      Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu sisik merupakan penyu yang terancam punah yang tergolong dalam family cheloniidae. Penampilan penyu sisik mirip dengan penyu lainnya. Penyu ini umumnya memiliki bentuk tubuh yang datar, dengan sebuah karapaks sebagai pelindung dan sirip menyerupai lengan yang beradaptasi untuk berenang. Perbedaan spesies penyu ini dengan penyu lainnya yang sangat mudah dibedakan adalah paruhnya yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol dan tampilan pinggir cangkangnya seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat berubah warana sesuai dengan temperature air. Cangkang penyu sisik adalah sumber utama dari material cangkang kura-kura yang digunakan untuk bahan dekorasi atau hiasan. Oleh sebab itu penyu ini terancam punah World Conservation Union mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies kritis. Makanan spesies ini adalah cnidaria yang berbisa oleh sebab itu daging penyu sisik mengandung racun.

Klasifikasi ilmiah:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Testudinata
Famili              : Cheloniidae
Genus              : Eretmochelys
Spesies            : Eretmochelys imbricata

D.    Sistem pencernaan
Tidak ada gigi. Lidah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan keluar. System pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan,esophagus berdinding tebal, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan kandung empedu besar dan pancreas.

E.     Sistem Respirasi
         Dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.

F.     Sistem Sirkulasi
        Secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral.

G.    Sistem Ekskresi
           Penyu mempunyai ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih (ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih. Kandung kemih berstruktur bilobat disisi ventral dekat kloaka.
H.    Sistem Syaraf
          Dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada penambahan saraf spinal dan saraf hypoglossal.

I.       Sistem Sensori
          Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori. Terdapat kelenjar lakrimal (air mata), meatus auditori eksternal (lubang telinga luar) dan membrane timpani yang terletak dibawah kulit dan melekat padanya.



J.      Sistem reproduksi

Penyu jantan didalam air akan selalu mengikuti penyu betina stelah itu penyu jantan akan naik ke punggung penyu betina untuk proses perkawinannya. Setelah itu penyu jantan mengapit penyu betina dengan kuku pada tungkai anterior atau tungkai depan. Dalam masa perkawinan bisa mencapai 8-11 jam didalam air. Dimana dalam biasanya penyu melakukan perkawinan pada sore hari atau pada saat matahari terbenam. Setelah itu betina akan menuju ke daratan untuk proses penetesan telur dengan cara membuat lubang pada pasir pantai sedangkan penyu jantan masih berada didalam air.          











BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Secara morfologi Reptil mempunyai ciri-ciri, diantaranya: Vertebral, Kulit tertutup sisik, Membutuhkan sumber panas eksternal (ectothermal), Fertilisasi internal, Amniotes (telur bercangkang), Reptil bernapas dengan paru-paru. Kingdom: Animalia, Phylum: Chordata, Subphylum: Vertebrata Class: Reptilia, Ordo: Testudinata, Crocodylia,  Rhynchocephalia dan  Squamata.  Secara umum ordo testudinata  memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, Terbungkus oleh perisai. Dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal , Tidak mempunyai gigi tetapi rahang berkulit tanduk sebagai penggantinya, Tulang belakang toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai, Fertilisasi internal, Termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah, Telur amnotik (bercangkang) dan Ekstrimitas sebagai alat gerak baik didarat atau di air.  Ordo testudinata terbagi menjadi dua sub ordo yaitu subordo Pleurodira dan Cryptodira. Dimana subordo Pleurodira memiliki tiga family yaitu Chelidae, pelomedusidae dan podocnemididae. Sedangkan subordo Cryptodira  tergolong kedalam tiga golongan, yang pertama tergolong padapenyu laut dimana terdapat 2 famili yaitu cheloniidae dan dermochelyidae, kedua tergolong pada kura-kura yaitu : Trionydae, Geoemydidae, Carettochelyidae dan Testudinidae. Sedangkan golongan yang ketiga termasuk pada labi-labi yang mana disebut dengan Emydidae.
Sistem pencernaan Tidak ada gigi. Lidah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan keluar. System pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan,esophagus berdinding tebal, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan kandung empedu besar dan pancreas. Sistem Respirasi  dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.
Sistem Sirkulasi secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta terpisah sejak keluar dari ventrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral. Sistem Ekskresi  mempunyai ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih (ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih. Kandung kemih berstruktur bilobat disisi ventral dekat kloaka. Sistem Syaraf dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada penambahan saraf spinal dan saraf hypoglossal. Sistem Sensori Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori. Terdapat kelenjar lakrimal (air mata), meatus auditori eksternal (lubang telinga luar) dan membrane timpani yang terletak dibawah kulit dan melekat padanya.

B.     SARAN
Makalah ini banyak memiliki kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran dari saudara-saudara (teman-teman). Dan kami mengharapkan makalah ini menjadi referensi bagi saudara untuk mempelajari Tentang  Zoologi