Minggu, 15 Mei 2016

Metode Ceramah,diskusi,demonstrasi dan eksperimen



METODE CERAMAH, DISKUSI, DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN
TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN



 





Magister Pascasarjana Progam Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah dalam Menyelesaikan Program Megister Pascasarjana Pendidikan Biologi

Disusun oleh :
                   1.         MELISA
                                                                          NPM: 1584105004

                   2.         MUNAWAROH
                           NPM: 1584105009         


                            Dosen Pengampuh :
                             Dr. Irwandi, M.Pd

PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2016




KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang terkhusus pada materi “Metode ceramah, diskusi, demontrasi dan eksperimen”. Salawat dan salam tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju zaman yang serba modern ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Adapun Makalah kami tentang Metode ceramah, diskusi, demontrasi dan eksperimen”. ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan dosen pengampuh Dr. Irwandi, M.Pd.
Dengan adanya penulisan tentang ini diharapkan bermanfaat untuk seluruh rekan-rekan sekalian. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu.
Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna. Makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang . akhir kata saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini

Bengkulu, 14 April 2016

Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.     Tujuan...................................................................................................................... 3
D.    Manfaat…………………………………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Ceramah................................................................................... 4
B.     Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah.......................................................... 5
C.     Pengertian Metode Diskusi..................................................................................... 6
D.    Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi............................................................ 10
E.     Pengertian Metode Demonstrasi............................................................................. 11
F.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi.................................................... 14
G.    Pengertian Metode Eksperimen............................................................................... 15
H.    Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen..................................................... 20
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 22
B.     Saran........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iv



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar BelakangMenu
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat sangat berpengaruh besar terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Sejalan dengan kemajuan tersebut membawa pengaruh di sekolah – sekolah, terutama bidang kurikulum, pendidikan, metode, dan media atau sarana pengajaran.
Faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: faktor internal siswa, faktor eksternal siswa, faktor pendekatan belajar. Dimana faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa sendiri terdiri dari aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis meliputi kondisi jasmani siswa sedangkan aspek psikologis meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain lingkungan sosial, lingkungan non sosial, metode pembelajaran, dan media pembelajaran. Sedangkan faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan (Jatmiko, et.al, 2012).
Metode merupakan bagian utuh, terpadu dan integral dari proses pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara guru menjelaskan suatu pokok bahasan sebagai bagian dari kurikulum yang mencakup isi atau materi pelajaran dalam uapaya mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran baik tujuan institusional, pembelajaran umum maupun khusus. Didalam suatu kegiatan belajar-mengajar guru perannya bersifat tut wuri handayani, yang artinya mendorong murid untuk meningkatkan pemahaman ilmu dan pengetahuan, baik didalam maupun diluar ruangan kelas (Setyanto, 2014).
 Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh pendidik pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang pendidik harus mengetahui berbagai metode pengajaran. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang pendidik akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran (Sutikno, S 2007dalam Mariana, 2011.)
“Proses pembelajaran”  harus memungkinkan terjadi “ prisose belajar” yang memang harus memungkinkan porelahan “hasil belajar” yang baik. Dengan kata lain semakin kecil kemecengan (bias) hasil belajar dari proses belajar, dari proses pembelajaran itu semakin berhasil. Sebaliknya, makin jauh hasil belajar, dari proses pembelajaran melukiskan bahwa proses pembelajaran semakin tidak berhasil. Selanjutnya, kita uraikan prinsip pembelajaran untuk mencapai hasil belajar (Irwandi, 2010)
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan Metode ceramah?
2.      Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode ceramah tersebut?
3.      Apa yang dimaksud dengan Metode diskusi ?
4.      Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode diskusi tersebut?
5.      Apa yang dimaksud dengan Metode demonstrasi?
6.      Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode demonstrasi tersebut?
7.      Apa yang dimaksud dengan Metode eksperimen?
8.      Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode eksperimen tersebut?


C.     Tujuan
Pembuatan makalah ini untuk mengetahui tentang Metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen, yang terkhusus pada :
1.      Untuk mengetahui maksud dari Metode ceramah
2.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode ceramah
3.      Untuk mengetahui maksud dari Metode diskusi
4.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode diskusi
5.      Untuk mengetahui maksud dari Metode demonstrasi
6.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode demonstrasi
7.      Untuk mengetahui maksud dari Metode eksperimen
8.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode eksperimen

      D. Manfaat
       Pembuatan makalah ini diharapkan bisa memberikan sumbangsi bagi rekan-rekan sekalian dalam pembuatan tugas tentang Strategi Pembelajaran Biologi terutama pada pembahasan “Metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen”




BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pengertian Metode Ceramah
Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para pendidik dengan alasan keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap pendidik dapat menggunakan metode ceramah dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities pendidik, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan pendidik dalam memberi penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap pendidik.
Ceramah merupakan salah satu penyajian atau penyampaian bahan ajar dengan cara lisan dari guru ke murid. Metode pengajaran ini sering digunakan oleh guru didalam kelas karena tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaian materi (Setyanto, 2014).
Ceramah berasal dari kata latin yaitu lecturu, legu (legree, lectus) yang berarti membaca, kemudian mengajarkan. Hal tersebut merupakan akibat dari guru membaca buku materi sehingga kemudian menyampaikan pelajaran kepada murid dengan cara mendikte (Gilstrap dan Martin (1975), dalam Setyanto, 2014).
Metode ceramah merupakan strategi dimana guru memberi presentasi lisan dan peserta didik dituntut menanggapi atau mencatat penjelasan guru, supaya lebih hidup. Metode ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab. Ceramah digunakan untuk menjelaskan informasi dalam waktu singkat atau untuk mengawali dan menjelaskan tugas belajar (Mulyatiningsih, 2012).
Mariana (2013) menyatakan bahwa berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika pendidik akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:
1.        Pendidik haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), dan
2.        Pendidik memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat dan potensi untuk meningkatkan ceramah.
Guru yang hendak Menggunakan metode ceramah saat menyampaikan materi harus memiliki beberapa kompetensi. Hal ini bertujuan agar metode ceramah dapat bekerja dengan baik sehingga murid dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan oleh sang guru. Kompetensi pokok yang harus dikuasai, yaitu teknik berceramah yang mampu mengurangi kobosanan didalam kelas memberikan ilustrasi sesuai bahan ajar, menguasai  materi pelajaran, menjelaskan pokok-pokok bahan ajar secara sistematis, serta menguasai aktivitas seluruh murid didalam kelas.
Yang terpenting guru juga harus mengetahui kondisi murid ketika akan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran. Hal-hal yang harus diketahui guru, diantara kemampuan murid mendengarkan dan mencatat bahan ajar yang disampaikan, kemampuan awal berkaiatan dengan materi yang dipelajari, serta kondisi emosi murid pada wilayah pembelajaran.
B.        Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Menurut Setyanto (2014), berikut ini adalah beberapa kelebihan yang diperoleh guru saat menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran serta ada juga kelemahan yang harus diperhatikan guru agar tidak menimbulkan kekacauan didalam wilayah pembelajaran.
Ø  Kelebihan Metode Ceramah
1.        Menghemat waktu dan biaya
2.        Dapat menjelaskan lebih banyak hal kepada murid
3.        Memudahkan guru dalam menyusun rencana pembelajaran
Ø  Kelemahan Metode Ceramah
a.         Mempersulit murid yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat dengan baik
b.        Mendorong verbalisme atau banyak menghapal. Pada hal, kesenderungan ini sering tidak disukai oleh murid didalam proses pembelajaran.
Berikut ini akan dijabarkan beberapa jenis metode pengajaran yang dapat dipraktekkan dalam mengajarkan pendidikan lingkungan hidup beserta kelebihan dan kekurangannya. Metode Ceramah - Lecture (Kochlar, 1992; Lee dalam Kochhar, 1992; Gulo, 2012; Vishwanath, 2006; Anas (2014), adalah cara guru menyampaikan pelajaran secara lisan, formal dan terencana dengan baik yang ditujukan untuk menjelaskan beberapa permasalahan atau topik tertentu kepada sekelompok peserta didik. Kelebihan: (a) murah, sederhana (b) dapat menyajikan materi yang luas,(c) guru dapat mengatur materi yang perlu ditonjolkan. Kelemahan: (a) materi yang dikuasai peserta didik hanya terbatas pada materi yang dikuasai guru; (b) peserta didik cenderung mengantuk; (c) tidak diketahui apakah peserta didik mengerti atau tidak (Muslicha, 2015).
C.        Pengertian Metode Diskusi
Wina Sanjaya dalam Sumarni et.al (2014) menyatakan bahwa “metode diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan”. Dalam percakapan itu para pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu masalah yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya.
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang bergabung dalam suatu kelompok untuk bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan untk mendapatkan kebenaran atas persoalan tertentu. Adapun metode diskusi dalam pembelajaran ialah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada murid untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dengan demikian, metode diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran melalui diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran melalui pertukaran pendapat guna mendapatkan solusi dari masalah yang timbul (Setyanto, 2014).
Menurut Maslikhah (2008) diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyususn alternatif pemecahan atas suatu masalah.
             
Metode diskusi adalah metode pembelajaran untuk memecahkan suatu permasalahan yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses pembelajaran (PBM).Metode diskusi dapat merangsang murid untuk berfikir sistematis, logis, kritis, dan bersikap demokratis dalam menyumbangkan pikiran-pikiran untuk memecahkan sebuah masalah (Rahayu, et. al. 2014).
 Mariana (2013) menyatakan bahwa diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatukeputusan atau kesimpulan.
Apabila hendak menerapkan metode diskusi, guru perlu merancang konsep yang matang terlebih dahulusehingga murid apat berpikir kritis serta mengeluarkan pendapat secara rasional dan objektif dalam memecahkan suatu permasalahan. Hal yang perlu diperhatikan, metode diskusi berbeda dengan tanya jawab, sebab metode tanya jawab dapat langsung diselesaikan hanya dengan satu jawaban. Adapun metode diskusi diwarnai dengan banyak jawaban yang sama-sama mencoba memperlihatkan kebenaran.

            Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Menurut Setyanto (2014), adanya tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar yaitu:
1.      Mendorong murid untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya saat memecahkan masalah. Murid diarahkan untuk berpikir secra mandiri atau tidak bergantung pada orang lain termasuk guru.
2.      Melatih murid untuk mengungkapkan pendapat pribadinya secara lisan /  percakapan.
3.      Membantu guru mengajak murid berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru tidak menjadi faktor yang menjadikan penyelesaian dalam suatu permasalahan. Sebab, topik diskusi diselesaikan secara bersama-sama dengan melibatkan ide dan pendapat murid.
Tujuan Metode pembelajaran diskusi adalah memotivasi siswa agar lebih aktifa dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya itu tujuannya agar bisa mengalokasi wakto dengan baik.

            Peranan guru dalam diskusi
Sebagai pemimpin diskusi, guru harus mampu menjalankan beberapa peran penting berikut ini :
a.         Mengatur lalu lintas diskusi
Pemimpin diskusi bertanggung jawabmengatur jalannya diskusi dalam wilayah pembelajaran agar berjalan lancar. Bahkan, pemimpin juga dapat menjalankan fungsi sebagai penengah untuk memastikan kelancaran diskusi. Sebagai pemimpin guru harus mampu mengarahkan dan memperjelas pendapat dari para murid agar tidak terjadi simpangsiuran serta menghindari pembicaraan yang keluar dari pokok bahasan diskusi. 
b.         Menjadi penangkis
Ketika diskusi sedang berlangsung, maka banyak sanggahan atau pertanyaan yang dilontarkan kepada pemateri. Pemimpin diskusi harus menilai hal-hal yang perlu dipantulkan kemballi baik kepada poko pemateri maupun mengajukan pertanyaan. Dengan menjalankan fungsi sebagai dinding penangkis, guru dapat mencengah murid melakukan tanya jawab yang tidak penting serta perdebatan sengit dalam diskusi.
c.         Menjadi penunjuk jalan
Pemimpin diskusi tidak boleh lupa menyampaikan petunjuk umum sebelum diskusi dimulai, khususnya mngenai hal-hal yang boleh dilakukan dan terlarang bagi peserta. Selain itu guru sebagai pemimpin diskusi perlu menjelaskan terlebih dahulu maslah yang harus dipecahkan para murid.
                                                                                                (Setyanto, 2014)
Dalam diskusi ini guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa, walaupun demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh siswa. Pendelegasian itu terjadi jika siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Pimpinan diskusi harus mengorganisir kelompok yang dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif.
Dengan metode diskusi siswa dapat mengerti tentang konsep-konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. Dapat memberi waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat informasi secara kelompok. Uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan metode diskusi siswa benar-benar dilibatkan secara penuh dalam proses pembelajaran sehingga siswa dituntut untuk membaca, memahami materi, menyampaikan pendapat, menanggapi pendapat teman memberi saran dan juga menerima saran teman. Hal ini berarti dengan metode diksusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

            Langkah-langkah menjalankan metode diskusi
            Menurut Setyanto (2014), ada beberapa langkah dalam menjalankan metode diskusi adalah sebagai berikut:
1.      Mempersiapkan adatu merancanakan diskusi
Melalui penyusunan rencana diskusi, guru dapat menentukan tema, mengarahkan peserta, serta menetapkan target  atau tujuan dari pelaksanaan diskusi
2.      Pelaksanaan diskusi
Dalam pelaksanaan diskusi, guru dapat membuat beberapa kelompok dan membagi tugas para murid. Hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru ialah merangsang murid untuk berpartisipasi mengutarakan pendapat atau mengajukan pertanyaan, mencatat ide-ide yang dianggap penting serta menciptakan suasan kondusif.
3.      Mengevaluasi jalannya diskusi 
Sebuah diskusi dilakukan guru dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang mudah dipahami serta mengajak murid berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu, diskusi sebaiknya diakhiri dengan membuat kesimpulan, membacakan kembali hasil diskusi , serta meluruskan pertanyaan yang keliru. Hal yang tidak kalah penting ialah  mengevaluasi atau membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi. Evaluasi ini dijadikan b ahan pertimbangan dan perbaikan dalam pelaksanaan diskusi selanjutnya.
           

D.       Kelebihan dan Kelemahan  Metode Diskusi
Menurut Anisa et. al (2013) terdapat beberapa kelemahan dalam metode diskusi, diantaranya adalah:
a.        jalannya suatu diskusi dapat dikuasai atau didominasi oleh beberapa siswa yang menonjol sedangkan siswa lainnya menjadi pasif
b.       diskusi yang mendalam membutuhkan waktu yang lama
c.        dalam diskusi relatif sulit membatasi pokok masalah ketika siswa mulai banyak yang mengemukakan pendapat
d.      dalam diskusi siswa kurang berani untuk menyampaikan pendapatnya.

Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti yang telah dijelaskan di atas sebelumnya. Kekurangan dari metode diskusi tersebut dapat ditutupi oleh strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir yang dapat mengakomodasi semua siswa untuk berperan lebih aktif dikelas. Sehingga tidak ada siswa yang bermain sendiri dan tidak memperhatikan pembelajaran serta tidak ada satu atau dua orang siswa yang lebih aktif dari siswa yang lain.

Menurut Setyanto (2014) dimana dalam penggunaan metode pembelajaran diskusi dalam proses belajar mengajar adanya kelebihan dan kelemahan diantaranya:
Ø  Kelebihan metode diskusi
1.      Merangsang kreativitas murid
Diskusi berguna memancing kreativitas murid dalam bentuk ide, gagasan inisiatif, serta trobosan baru dalam pemecahan masalah. Bahkan, diskusi dapat merangsang murid untuk mengemukakan pandapatnya sendiri, menyetujui dan memperkuat pendapat teman, atau bahkan mengoreksi opini peserta diskusi lainnya.
2.      Memperluas wawasan murid
Diskusi menuangkan beberapa pengetahuan sekaligus dalam wilayah dan waktu yang sama sehingga pengetahuan pun semakin berkembang. Tidak hanya itu, dalam upaya memevahkan masalah, murid dapat menemukan pencerahan atau inspirasi dari berbagai sumber. Disisi lain, melalui diskusi, guru telah membantu murid untuk mengembangkan musyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah.
3.      Mendorong murid untuk selalu bertanggung jawab
Diskusi mengembangkan sikap tanggung jawab murid terhadap pendapat, keputusan, atau kesimpulan yang diambil. Selain itu diskusi tidak hanya membutuhkan pengethuanyang luas, tetapi juga kemampuan berbicara secara logis dan sistematis. Melaui guru mengajarkan murid untuk membiasakan berpikir secara cermat sebelum mengeluarkan pendapat, mengambil keputusan, serta menarik kesimpulan.
Ø  Kelemahan metode diskusi
a.         Sulit memprediksi hasil. Sebab seluruh proses diskusi sangat bergantung pada kecakapan pemimpin diskusi serta partisipasi aktif peserta. Terkadang metode diskusi dalam proses pembelajaran diwarnai monopoli atau dominasi dari murid yang memiliki kecerdasan yang menonjol.
b.        Memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu  metode ini tidak cocok tidak cocok diterapkan pada semua topik. Sebab diskusi hanya tepat digunakan untuk membahas hal-hal yang bersifat problematik. Hal yang paling menonjol dari kelemahan metode ini adalah ketika jumlah murid dalam suatu kelas sangat banyak, sebagian murid cenderung enggan mengungkapkan pendapatnya karena menunggu temannya yang pandai untuk bersuara.

E.        Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2005) dalam Sukerti et.al (2014) ”Metode Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara membuatnya? Terdiri dari bahan apa? Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya?. Setiap mata pelajaran dalam proses belajar mengajar, sering kali guru hanya memakai metode ceramah dan diskusi (Maria dan mesra, 2012).
Menurut Muhibbin syah (2000) dalam Setyanto (2014) metode demonstrasi adalah metode ,engajar dengan cara memperagakan barang, kejadaian atau aturan, serta melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melaui media pengajran yang relevan dengan pokok bahasan atau meteri. Sementara itu Djamarah (2000) dalam Setyanto (2014) mengungkapkan bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memperhatikan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran. Senada juga dengan dengan pendapat tersebut Sumantri dalam Setyanto (20014) juga mengatakan metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan atau mempertujukan situasi atau benda tertentu dalam suatu proses yang sedangn dipelajari peserta didik, baika dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan. Peragaan atau petunjukan dilakukan oleh gura atau oreang lain yang menguasai topik pembelajaran.
Metode demonstrasi ini merupuakan salah satu cara yang tepat dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak,  bisa menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada anak sehingga anak dapat berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Dan selain itu dengan diterapkan metode ini diaharapkan anak bisa berkomuniakasi dengan lisan dan bisa menggunakan bahasa indonesia yang biak dalam menuangkan hasil pemikiran ia sendiri.
Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : 
1.       Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
2.      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 
3.        Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
Melalui proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, informasi yang diberikan dapat lebih mudah dicerna dan dipahami murid, sebab dalam kondisi murid aktif dan memiliki keingintahuan tinggi, pembelajaran  terasa lebih menyenangkan. Dampak positif dari hal tersebut tentu saja materi pelajaran yang diberikan guru lebih cepat dipahami.  
Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam menerapkan metode demonstrasi
Agar pelaksanaan metode demonstrasi  dapat berjalan maksimal, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a.       Merumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh murid serta menyusun langkah-langkah demonstrasi secara teratur sesuai skenori.
b.      Mempersiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan. Selain itu, skenario demonstrasi harus direncanakan secara cermat. Sebulum pelaksanaan, guru perlu memastikan alat dan bahan yang digunakan benar-benar siap agar demonstrasti berjalan sukses.
c.       Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga dapat memberikan keterangan secara memuaskan, terlebih ketika murid mengajukan pertanyaan. Selain itu, hal yang harus diperhatikan guru adalah memastikan demonstrasi dapat diikuti seluruh murid, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, keterangan dapat didengar dan dipahami, memberikan petunjuk mengenai hal-hal yang penting, serta menggunakan waktu secara efektif dan efisien.

                Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Maria dan Mesra (2012) menyatakan bahwa metode demonstrasi memiliki cara atau langkah-langkah kerja dalam penerapannya dalam sebuah pembelajaran di sekolah. Adapun langkah-langkah metode demonstrasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.         Mempersiapkan alat dan bahan bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2.         Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan
3.         Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa. Memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang disertai penjelasan tentang prosedur, ilustrasi dan pertanyaan.
4.          Penguatan
Berupa diskusi, tanya jawab, dan atau latihan terhadap hasil demonstrasi.
5.         Evaluasi hasil belajar dan kesimpulan
Popham (2005) menyatakan bahwa dalam menyelenggarakan demonstrasi ada hal yang sederhana yang perlu diperhatikan yaitu anda (guru) dapat mengerjakan apa yang ingin didemontrasikan.
Menurut Sertyanto (2014), adapun langkah-langkah untuk menjalankan metode demonstrasi dengan baik terdiri beberap tahapan berikut ini:
a.       Merumuskan secara jelas jenis kecakapan atau keterampilan yang diharapkan dicapai setelah metode ini diterapkan.
b.      Mempertimbang secara matang dan sungguh-sungguh kelayakan penggunaan metode untuk mencapai tujuan tertentu dalam wilayah pembelajaran. Dengan kata lain, guru harus memperhatikan efektivitas penerapan metode ini dalam suatu materi.
c.       Memastikan ketersediaan alat-alat yang akan digunakan serta telah dicoba terlebih dahulu. Hal ini penting dilakukan agar saat pelaksanaan tidak terjadi kesalahan. Selain itu, guru juga harus mengetahui secara pasti jumlah murid untuk mengajukan pertanyaan dan komentar selama atau sesudah demonstrasi.

F.         Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Menurut Setyanto (2014), dalam menggunakan metode demonstrasi terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan diantaranya adalah:
Ø  Kelebihan metode demonstrasi
1.    Menurut Elizar (1996) dalam Setyanto (2014), metode demonstrasi memiliki kelebihan atau keunggulan berupa meminimalkan kemungkinan murid melakukan kesalahan. Hal ini disebabkan murid memperoleh pengalaman serta pengamatan secara langsung. Dengan kata lain, murid dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting. Ketikda seseorang murid memiliki keraguaan dalam demontrasi suatu pelajaran, maka ia dapat bertanya langsung kepada guru.
2.    Keunggulan metode ini juga dipaparkan oleh Usman (2002) dalam Setyanto (2014), ia menyatakan bahwa keunggalan metode demonstrasi   adalah peerhatian murid dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang diperagakan . Hal tersebut tentu saja memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan kuat dan keterampilan murid dalam berbuat. Maanfaat lain metode ini ialah dapat menghindarkan murid dari mengambil keputusan atau kesimpulan secara keliru. Sebab, murid mengamati jalannya demonstrasi atau peragaan secara langsung.
3.    Menurut Djamarah (2000) dalam Setyanto (2014) keunggulan metode demonstrasi ialah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses kegiatan pembelajaran serta memudahkan guru menjelaskan berbagai materi. Selain iitu, metode ini berguna memperbaiki kesalahan-keasalahan dari metode ceramah melalui pengamatan dan pengadaan contoh kongkret berupa objek yang sebenarnya.   
Ø  Kelemahan metode demonstrasi
Walaupun kelebihan dari penggunaanmetode ini cukup meninjol namun tedapat juga kelemahan dari penggunaan metoni ini yaitu sebagai berikut :
I.          Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan diperagakan. Hal ini disebabkan tidak semua benda atau materi dapat dipertunjukan.
II.       Murid dapat mengalami kebingungan atau tidak memahami materi apabila guru yang mendemonstrasikan kurang memahami atau bahkan tidak menguasai sesuatu yang diperagakan.

G.       Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Djamarah dalam Hartono dan Pratiwi (2012).
Menurut Sartika (2012) metode eksperimen adalah suatu cara penyampaian pengajaran dengan melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa mampu mengecek kebenaran suatu hipotesis atau membuktikan sendiri apa yang dipelajari.


             Tujuan Penerapan Metode Eksperimen
          Dalam penerapan metode Pembelajaran Eksperimen menurut Setyanto (2014) mempunyai tujuan agar murid mampu mencari penyelesaian atau jawaban dari segala persoalan yang dihadapi. Tidak hanya itu, melalui metode ini, murid dilatih untuk berpikir secara ilmiah atau sistematis. Dengan demikian percobaan yang dilakukan oleh murid dapat menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajari. Dan tidak hanya itu murid juga mendapatkan kesempatan untuk mengalami atau menyelesaikan masalah secara langsung, dimana hal ini dilakukan dengan cara mengikuti suatu proses, mulai dari menggati objek, menganalisis, membuktikan, hingga menarik kesimpulan.
Langkah-langkah penerapan metode eksperimen           
. Langkah
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa

Pendahuluan

a. Guru menyampaikan apresepsi dan motivasi tentang materi pelajaran
b. Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa tentang materi perubahan sifat benda
c. Guru merumuskan masalah yang akan didiskusikan dan percobaan tentang perubahan sifat benda

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru

b. Siswa mendengarkan penjelasan guru

c. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
          Menurut Hartono dan Pratiwi (2013), adapun aktivitas guru dan siswa pada pada tabel  dibawah ini tentang penerapan metode eksperimen. Tabel Langkah-langkah  Pembelajaran IPA dengan Metode eksperimen

Kegiatan Inti

a. Guru menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis yaitu perubahan sifat benda kemudian menjelaskan materi pelajaran
b. Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok yang heterogen dengan jumlah 4-5 siswa pada setiap kelompok
c. Guru memberikan contoh percobaan (eksperimen) melalui media yang disediakan

d. Guru membagikan LKS yang berisi tentang perubahan sifat benda yang sesuai dipraktekkan
e. Guru berkeliling untuk menjaga ketertiban atau mendorong pelajar menjawab pertanyaan
f. Guru menyuruh kelompok - kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya

g. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi

h. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya

a. Siswa menulis penjelasan guru
b. Siswa bergabung sesuai dengan kelompoknya.

c. Siswa melakukan eksperimen yang sesuai instruksi guru dengan alat peraga yang disediakan guru
d. Siswa mengerjakan tugas sesuai petunjuk LKS yang disediakan guru
e. Siswa mengerjakan tugas kelompok bersama kelompoknya.
f. Siswa mengumpulkan hasil diskusinya

g. Siswa menanggapi pertanyaan dari guru dan mencatat hasil diskusi.
h. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

Penutup
a. Guru menarik kesimpulan

b. Guru menyuruh setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen didepan kelas
c. Guru mengakhiri pelajaran.

a. Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan
b. Setiap kelompok presentasi hasil eksperimen

c. Siswa berdoa

Menurut Palendeng (2003) dalam Setyanto (2014) menjelaskan beberapa tahapan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, yaitu sebgai beikut :
1.      Percobaan awal
Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan oleh guru atau dengan mengamati penomena alam. Demonstrasi ini menampilkan  masalah-maslah yang berkaitan dengan  materi yang akan dipelajari
2.      Bimbingan
Guru membimbing murid untuk mengamati suatu masalah yang akan dipecahkan. Setelah itu murid, mencatat semua fenomena yang tertangkap oleh panca indra. Ketika hal tersebut sudah dilakukan, maka murid dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatan.
3.      Pembuktian
Pembuktian kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan melalui kerja kelompok. Parda tahap ini, murid diharapkan  merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan dan menemukan konsep, hasil diaplikasikan dalam kehidupan. Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan konsep yang telah dipelajari.
4.      Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah menyelesaikan sebuah konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu murid untuk memahami konsep. Pemahaman suatu materi dapat dilihat apabila murid mampu menyelesaikan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi didalam kehidupan. Dengan kata lain, murid memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberi contoh, serta menerapkan konsep yang terkait pada pokok bahasan.          

Menurut Mayangsari et.al (2014) ada tiga tahap atau prosedur dalam melaksanakan metode eksperimen, yaitu:
1) tahap persiapan
 2) tahap pelaksanaan
3) tahap tindak lanjut.
Menurut Setyanto (2014) guru yang akan menerapkan metode eksperimen dalam wilayah pembelajaran perlu memahami dua ketentuan, yaitu:
1.      Guru harus memberikan kesempatan kepada murid agar mengalami secara langsung, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan, serta menarik kesimpulan mengenai suatu objek atau keadaan tertentu.
2.      Guru harus menumbuhkan dan mengembangkan cara pikir murid secara rasional dan ilmiah. Hal yang tidak kalah penting dilakukan guru ialah memberikan dorongan kepada murid agar mengerjakan, mengamati, serta menyimpulkan hasil percobaan secara cermat dan teliti.


H.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Mayangsari et.al (2014) ada beberapa kelebihan dan kelemahan metode eksperimen adalah sebagai berikut.
a.       Keunggulan metode eksperimen adalah:
1.   membangkitkan rasa ingin tahu siswa
2.   membangkitkan sikap ilmiah siswa
3.   membuat pembelajaran bersifat aktual
4.   membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.
b.      Kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika menerapkan metode eksperimen, di antaranya:
1.   memerlukan alat dan biaya yang cukup banyak
2.   memerlukan waktu yang relatif lama
3.   sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen
Menurut Setyanto (2014),  penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran memiliki beberapa keunggulan  dan kelemahan berikut ini :
Ø Keunggulan Metode Eksperimen
a.       guru mengajak murid lebih aktif dalam pembelajaran
hal ini disebabkan segala maslah yang dihadapi olejh murid akan diselesaikan sevara langsung melalui percobaan
b.      metode ini membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan  berdasarkan percobaan sendiri dari pada hanya menerima penjelasan dari guru
c.       murid lebih terampil dan pengalaman dalam melakukan percobaan. Sebab, murid akan menempuh langkah-langkah  yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan.
Ø Kelemahan Metode Eksperimen
a.       Memerlukan peralatan yang tidak sedikit guna memecahkan masalah
Ketika alat tidak lengkap, maka dapat berakibatkan murid tidak dapat menjalankan percobaan secara sempurna



b.      Alokasi waktu yang lama
Jangka waktu yang diperlukan cukup banyak atau lama dan juga cukup luas. Hal ini menjadi hambatan apabila materi pelajaran harus diselasaikan dalam waktu singkat
c.       Kesalahan dan kegagalan murid saat melakukan percobaan sulit dideteksi oleh guru. Akibatnya murid dapat mengambil kesimpulan yang keliru.
d.      Kesulitan yang dialami murid dalam melaksanakan eksperimen akan semakin parah apabila guru kurang menguasai percobaan. Oleh karena itu, guru harus menji seorang ahli yang menguasai masalah saat berhadapan dengan murid

Cara Mengatasi Kelemahan Penerapan Metode Eksperimen
Menurut Setyanto (2014) , ada beberapa cara mengatasi kelemahan dalam penerapan metode eksperimen, dimana guru harus memperhatikan beberapa hal berikut agar metode ini dapat berjalan secara efektif dfan efisien.
1.         Ketika murid akan melakukan percobaan, sejumlah alat dan bahan yang berkaitan dengan eksperimen harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dalam menyiapkan perlengkapan, guru harus memastikan agar alat atau bahan yang digunakan tidak berbahaya
2.         Meningkatkan ketelitian dan konsentrasi murid dalam memecahkan suatu permasalahan. Metode eksperimen memerlukan jangka waktu yang cukup lama hingga murid menemukan pembuktian kebenaran teori. Metode ini mengajak murid untuk belajar dan berlatih lebih aktif. Oleh sebab itu, guru perlu memberikan contoh secara jelas yang berguna memperlancar praktik percobaan oleh murid.
3.         Tidak menggunakan metode ini pada seluruh proses pembelajarab, misalnya masalah kejiwaan serta beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia
4.         Mengetahui jumlah murid dan alat yang digunakan agar eksperimen berjalan efektif dan tidak memakan waktu lama.




BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Didalam penggunaan metode pembelajaran banyak yang harus diperhatikan baik itu dalam kelebihan dan kelemahannya oleh sebab itu kita harus pintar memilih metode pembelajaran, agar tujuan dari pendidikan bisa tercapai. Tidak hanya metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen yang bisa digunakan banyak juga metode yang lainnya. Dimana setiap metode mempunyai ciri khas sehingga adanya kelebihan dan keunggulan sendiri.
Tidak hanya itu kita juga harus memperhatikan materi pelajaran dan lalu baru kita tentukan bmetode apa yang baik digunakan karena tidak semua mata pelajaran bisa menggunakan metode yang sering kita digunakan.

B.     SARAN
Makalah ini banyak memiliki kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran dari saudara-saudara (teman-teman). Dan kami mengharapkan makalah ini menjadi referensi bagi saudara untuk mempelajari Tentang  Metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen



DAFTAR PUSTAKA

Irwandi, 2010. Stategi Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual. Bengkulu : UMB Press
Mulyatiningsih, E. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Popham. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta
Setyanto, N. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar-mengajar.. Yogyakarta : Diva press
Anisa, et. al. 2013. Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synargetic Teaching (pada mata pelajaran biologi di smp negeri 1o jember). @ pancaran. Vol. 2 No. 4. Hal 100-110
Hartono dan Pratiwi. 2013. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Semerter I. Guru SDN 4 Besuki, Dosen FKIP UNEJ dan Dosen UNARS
Jatmiko, et. al. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading adn Composition) disertai Media Komik Biologi untuk Meningkatkan minat Belajar Siswa dalam Pelajaran Biologi pada Siswa Kelas VII-A SMP N 14 Surakarta Tahun Pelajaran 20011/2012. Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Mariana, M. 2013. Kajian Metode Pembelajaran bagi mahasiswa STTPP Medan. Universitas Medan
Maria dan Mesra. 2012. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kolase melalui Produk Kerajinan Tangan dalam Mata Pelajaran SBK di SDN Desa Lama Kecamatan Hamparan Perak Tahun Pelajaran 2011/2012. Jornal Pendidikan
Maslikhah. 2008. Pengaruh Perpaduan Metode Diskusi dan Presentasi terhadap Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester II MAN Yogyakarta III Tahun Ajaran 2006/2007. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Mayangsari. Et.al 2014. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Kondukor dan Isolator SDN semboro Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Edukasi UNEJ I (1):27-31
Muclicha, A. 2015. Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup pada Siswa SD (Studi pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta). Journal Pendidikan , Volume 16, Nomor 2. 110-126. Program Studi Ilmu Lingkungan  Universitas Indonesia
Rahayu, et.al. 2014. Hubungan Metode Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Tingkat II. Dinamika Kesehatan Vol.14
Sartika. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen sebagai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa. Padagogia. Vol.1 No. 2: 189-240. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Sukerti, et al. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Gambar Berseri untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Dencarik Kecamatan Banjar Tahun Pelajaran 2012/2013. E-journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol. 2 No. 2
Sumarni, et al. 2014. Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV sekolah Dasar Kecil Toraranga pada Mata Pelajaran PKN Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi. Journal Kreatif Tadulako Online. Vol 3 No.4. SSN 2354-614X. Fakultas Keguruan dan Il mu Pendidikan Universitas Tadulako

Tidak ada komentar:

Posting Komentar