“METODE CERAMAH, DISKUSI, DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN”
TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN
Magister Pascasarjana Progam Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu Untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah dalam Menyelesaikan Program Megister Pascasarjana
Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
1.
MELISA
NPM:
1584105004
2.
MUNAWAROH
NPM: 1584105009
Dosen
Pengampuh :
Dr. Irwandi,
M.Pd
PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang terkhusus pada materi “Metode ceramah,
diskusi, demontrasi dan eksperimen”. Salawat dan salam tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Rasulullah
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju zaman yang
serba modern ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang
ini.
Adapun Makalah kami tentang “Metode ceramah,
diskusi, demontrasi dan eksperimen”. ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas
dari Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan dosen pengampuh Dr. Irwandi, M.Pd.
Dengan adanya penulisan tentang ini diharapkan
bermanfaat untuk seluruh rekan-rekan sekalian. Dan kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu.
Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna.
Makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk
perbaikan di masa yang akan datang . akhir kata saya mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan Makalah ini
Bengkulu, 14 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ......................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................... 3
D. Manfaat…………………………………………………………………………….. 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Ceramah................................................................................... 4
B. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah.......................................................... 5
C. Pengertian Metode Diskusi..................................................................................... 6
D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi............................................................ 10
E. Pengertian
Metode Demonstrasi............................................................................. 11
F. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi.................................................... 14
G. Pengertian Metode Eksperimen............................................................................... 15
H. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen..................................................... 20
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 22
B. Saran........................................................................................................................ 22
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat
sangat berpengaruh besar terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Sejalan
dengan kemajuan tersebut membawa pengaruh di sekolah – sekolah, terutama bidang
kurikulum, pendidikan, metode, dan media atau sarana pengajaran.
Faktor
yang mempengaruhi belajar antara lain: faktor internal siswa, faktor eksternal
siswa, faktor pendekatan belajar. Dimana faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari diri siswa sendiri terdiri dari aspek fisiologis dan aspek
psikologis. Aspek fisiologis meliputi kondisi jasmani siswa sedangkan aspek
psikologis meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa
dan motivasi siswa. Faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain
lingkungan sosial, lingkungan non sosial, metode pembelajaran, dan media
pembelajaran. Sedangkan faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan (Jatmiko, et.al,
2012).
Metode merupakan bagian utuh,
terpadu dan integral dari proses pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu
cara guru menjelaskan suatu pokok bahasan sebagai bagian dari kurikulum yang
mencakup isi atau materi pelajaran dalam uapaya mencapai sasaran dan tujuan
pembelajaran baik tujuan institusional, pembelajaran umum maupun khusus.
Didalam suatu kegiatan belajar-mengajar guru perannya bersifat tut wuri
handayani, yang artinya mendorong murid untuk meningkatkan pemahaman ilmu dan
pengetahuan, baik didalam maupun diluar ruangan kelas (Setyanto, 2014).
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik
penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh pendidik pada saat
menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang pendidik harus
mengetahui berbagai metode pengajaran. Dengan memiliki pengetahuan mengenai
sifat berbagai metode, maka seorang pendidik akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar
sangat bergantung pada tujuan pembelajaran (Sutikno, S 2007dalam Mariana,
2011.)
“Proses pembelajaran”
harus memungkinkan terjadi “ prisose belajar” yang memang harus
memungkinkan porelahan “hasil belajar” yang baik. Dengan kata lain semakin
kecil kemecengan (bias) hasil belajar dari proses belajar, dari proses
pembelajaran itu semakin berhasil. Sebaliknya, makin jauh hasil belajar, dari
proses pembelajaran melukiskan bahwa proses pembelajaran semakin tidak
berhasil. Selanjutnya, kita uraikan prinsip pembelajaran untuk mencapai hasil
belajar (Irwandi, 2010)
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam
teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya
secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi,
perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam
makalah ini adalah :
1. Apa
yang dimaksud dengan Metode ceramah?
2. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode ceramah
tersebut?
3. Apa
yang dimaksud dengan Metode diskusi
?
4. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode diskusi
tersebut?
5. Apa yang dimaksud dengan Metode demonstrasi?
6. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode demonstrasi
tersebut?
7. Apa yang dimaksud dengan Metode eksperimen?
8. Apa sajakah kelemahan dan kelebihan Metode eksperimen
tersebut?
C.
Tujuan
Pembuatan makalah ini untuk mengetahui tentang Metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen,
yang terkhusus pada :
1. Untuk mengetahui maksud
dari Metode ceramah
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode ceramah
3. Untuk mengetahui maksud dari Metode diskusi
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode diskusi
5. Untuk mengetahui maksud dari Metode demonstrasi
6. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode
demonstrasi
7. Untuk mengetahui maksud dari Metode eksperimen
8. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Metode
eksperimen
D. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan bisa
memberikan sumbangsi bagi rekan-rekan sekalian dalam pembuatan tugas tentang Strategi
Pembelajaran Biologi terutama
pada pembahasan “Metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Ceramah
Sudah sejak lama
ceramah digunakan oleh para pendidik dengan alasan keterbatasan waktu dan buku
teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode ceramah
sebagai metode belajar-mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini
bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap pendidik dapat menggunakan
metode ceramah dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas
personalities pendidik, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran,
kemudahan bahasa, dan keteraturan pendidik dalam memberi penjelasan: yang tidak
dapat dimiliki secara mudah oleh setiap pendidik.
Ceramah merupakan
salah satu penyajian atau penyampaian bahan ajar dengan cara lisan dari guru ke
murid. Metode pengajaran ini sering digunakan oleh guru didalam kelas karena
tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaian materi (Setyanto, 2014).
Ceramah berasal
dari kata latin yaitu lecturu, legu (legree, lectus) yang berarti membaca,
kemudian mengajarkan. Hal tersebut merupakan akibat dari guru membaca buku
materi sehingga kemudian menyampaikan pelajaran kepada murid dengan cara
mendikte (Gilstrap dan Martin (1975), dalam Setyanto, 2014).
Metode ceramah
merupakan strategi dimana guru memberi presentasi lisan dan peserta didik
dituntut menanggapi atau mencatat penjelasan guru, supaya lebih hidup. Metode
ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab. Ceramah digunakan untuk menjelaskan
informasi dalam waktu singkat atau untuk mengawali dan menjelaskan tugas
belajar (Mulyatiningsih, 2012).
Mariana (2013)
menyatakan bahwa berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika
pendidik akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu
lintas pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru ke para siswa.
Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:
1.
Pendidik haruslah
memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), dan
2.
Pendidik memiliki
kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat dan
potensi untuk meningkatkan ceramah.
Guru
yang hendak Menggunakan metode ceramah saat menyampaikan materi harus memiliki
beberapa kompetensi. Hal ini bertujuan agar metode ceramah dapat bekerja dengan
baik sehingga murid dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan oleh
sang guru. Kompetensi pokok yang harus dikuasai, yaitu teknik berceramah yang
mampu mengurangi kobosanan didalam kelas memberikan ilustrasi sesuai bahan
ajar, menguasai materi pelajaran,
menjelaskan pokok-pokok bahan ajar secara sistematis, serta menguasai aktivitas
seluruh murid didalam kelas.
Yang terpenting guru juga harus mengetahui kondisi murid
ketika akan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran.
Hal-hal yang harus diketahui guru, diantara kemampuan murid mendengarkan dan
mencatat bahan ajar yang disampaikan, kemampuan awal berkaiatan dengan materi
yang dipelajari, serta kondisi emosi murid pada wilayah pembelajaran.
B.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Menurut Setyanto
(2014), berikut ini adalah beberapa kelebihan yang diperoleh guru saat
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran serta ada juga
kelemahan yang harus diperhatikan guru agar tidak menimbulkan kekacauan didalam
wilayah pembelajaran.
Ø Kelebihan Metode Ceramah
1.
Menghemat waktu dan
biaya
2.
Dapat menjelaskan
lebih banyak hal kepada murid
3.
Memudahkan guru
dalam menyusun rencana pembelajaran
Ø Kelemahan Metode Ceramah
a.
Mempersulit murid
yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat dengan baik
b.
Mendorong
verbalisme atau banyak menghapal. Pada hal, kesenderungan ini sering tidak
disukai oleh murid didalam proses pembelajaran.
Berikut
ini akan dijabarkan beberapa jenis metode pengajaran yang dapat dipraktekkan
dalam mengajarkan pendidikan lingkungan hidup beserta kelebihan dan
kekurangannya. Metode Ceramah - Lecture (Kochlar, 1992; Lee dalam Kochhar,
1992; Gulo, 2012; Vishwanath, 2006; Anas (2014), adalah cara guru menyampaikan
pelajaran secara lisan, formal dan terencana dengan baik yang ditujukan untuk
menjelaskan beberapa permasalahan atau topik tertentu kepada sekelompok peserta
didik. Kelebihan: (a) murah, sederhana (b) dapat menyajikan materi yang
luas,(c) guru dapat mengatur materi yang perlu ditonjolkan. Kelemahan: (a)
materi yang dikuasai peserta didik hanya terbatas pada materi yang dikuasai
guru; (b) peserta didik cenderung mengantuk; (c) tidak diketahui apakah peserta
didik mengerti atau tidak (Muslicha, 2015).
C.
Pengertian Metode Diskusi
Wina Sanjaya dalam Sumarni et.al (2014) menyatakan bahwa “metode
diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu
topik bahasan”. Dalam percakapan itu para pembicara tidak boleh
menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu masalah yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya.
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa
orang yang bergabung dalam suatu kelompok untuk bertukar pendapat tentang suatu
masalah atau bersama-sama mencari pemecahan untk mendapatkan kebenaran atas
persoalan tertentu. Adapun metode diskusi dalam pembelajaran ialah cara
penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada murid untuk
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan masalah. Dengan demikian, metode diskusi merupakan cara mempelajari
materi pelajaran melalui diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran
melalui pertukaran pendapat guna mendapatkan solusi dari masalah yang timbul
(Setyanto, 2014).
Menurut Maslikhah (2008) diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan, atau menyususn alternatif pemecahan atas suatu masalah.
Metode diskusi
adalah metode pembelajaran untuk memecahkan suatu permasalahan yang memerlukan
beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses
pembelajaran (PBM).Metode diskusi dapat merangsang murid untuk berfikir
sistematis, logis, kritis, dan bersikap demokratis dalam menyumbangkan
pikiran-pikiran untuk memecahkan sebuah masalah (Rahayu, et. al. 2014).
Mariana (2013) menyatakan bahwa diskusi adalah
suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau
untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan
memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang
sama dalam suatukeputusan atau kesimpulan.
Apabila hendak
menerapkan metode diskusi, guru perlu merancang konsep yang matang terlebih
dahulusehingga murid apat berpikir kritis serta mengeluarkan pendapat secara
rasional dan objektif dalam memecahkan suatu permasalahan. Hal yang perlu
diperhatikan, metode diskusi berbeda dengan tanya jawab, sebab metode tanya
jawab dapat langsung diselesaikan hanya dengan satu jawaban. Adapun metode
diskusi diwarnai dengan banyak jawaban yang sama-sama mencoba memperlihatkan
kebenaran.
Tujuan
Penggunaan Metode Diskusi
Menurut Setyanto
(2014), adanya tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar
yaitu:
1. Mendorong murid untuk menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya saat memecahkan masalah. Murid diarahkan untuk berpikir secra
mandiri atau tidak bergantung pada orang lain termasuk guru.
2. Melatih murid untuk mengungkapkan pendapat pribadinya
secara lisan / percakapan.
3. Membantu guru mengajak murid berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru tidak menjadi faktor yang
menjadikan penyelesaian dalam suatu permasalahan. Sebab, topik diskusi
diselesaikan secara bersama-sama dengan melibatkan ide dan pendapat murid.
Tujuan Metode
pembelajaran diskusi adalah memotivasi siswa agar lebih aktifa dalam proses
belajar-mengajar, tidak hanya itu tujuannya agar bisa mengalokasi wakto dengan
baik.
Peranan
guru dalam diskusi
Sebagai pemimpin diskusi,
guru harus mampu menjalankan beberapa peran penting berikut ini :
a.
Mengatur lalu
lintas diskusi
Pemimpin
diskusi bertanggung jawabmengatur jalannya diskusi dalam wilayah pembelajaran
agar berjalan lancar. Bahkan, pemimpin juga dapat menjalankan fungsi sebagai
penengah untuk memastikan kelancaran diskusi. Sebagai pemimpin guru harus mampu
mengarahkan dan memperjelas pendapat dari para murid agar tidak terjadi
simpangsiuran serta menghindari pembicaraan yang keluar dari pokok bahasan
diskusi.
b.
Menjadi penangkis
Ketika
diskusi sedang berlangsung, maka banyak sanggahan atau pertanyaan yang
dilontarkan kepada pemateri. Pemimpin diskusi harus menilai hal-hal yang perlu
dipantulkan kemballi baik kepada poko pemateri maupun mengajukan pertanyaan.
Dengan menjalankan fungsi sebagai dinding penangkis, guru dapat mencengah murid
melakukan tanya jawab yang tidak penting serta perdebatan sengit dalam diskusi.
c.
Menjadi penunjuk
jalan
Pemimpin diskusi tidak boleh lupa menyampaikan petunjuk
umum sebelum diskusi dimulai, khususnya mngenai hal-hal yang boleh dilakukan
dan terlarang bagi peserta. Selain itu guru sebagai pemimpin diskusi perlu
menjelaskan terlebih dahulu maslah yang harus dipecahkan para murid.
(Setyanto,
2014)
Dalam diskusi ini
guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan tugas
sebagai pemimpin itu kepada siswa, walaupun demikian guru masih harus mengawasi
pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh siswa. Pendelegasian itu terjadi jika
siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Pimpinan diskusi
harus mengorganisir kelompok yang dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat
berpartisipasi secara aktif.
Dengan metode
diskusi siswa dapat mengerti tentang konsep-konsep dasar ide-ide dengan
lebih baik. Dapat memberi waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat informasi secara kelompok. Uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan
metode diskusi siswa benar-benar dilibatkan secara penuh dalam proses
pembelajaran sehingga siswa dituntut untuk membaca, memahami materi, menyampaikan
pendapat, menanggapi pendapat teman memberi saran dan juga menerima saran teman. Hal ini berarti dengan
metode diksusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Langkah-langkah
menjalankan metode diskusi
Menurut Setyanto (2014), ada beberapa langkah dalam menjalankan metode
diskusi adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan adatu merancanakan diskusi
Melalui
penyusunan rencana diskusi, guru dapat menentukan tema, mengarahkan peserta,
serta menetapkan target atau tujuan dari
pelaksanaan diskusi
2. Pelaksanaan diskusi
Dalam
pelaksanaan diskusi, guru dapat membuat beberapa kelompok dan membagi tugas
para murid. Hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru ialah merangsang murid
untuk berpartisipasi mengutarakan pendapat atau mengajukan pertanyaan, mencatat
ide-ide yang dianggap penting serta menciptakan suasan kondusif.
3. Mengevaluasi jalannya diskusi
Sebuah
diskusi dilakukan guru dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang mudah
dipahami serta mengajak murid berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan suatu
masalah. Oleh karena itu, diskusi sebaiknya diakhiri dengan membuat kesimpulan,
membacakan kembali hasil diskusi , serta meluruskan pertanyaan yang keliru. Hal
yang tidak kalah penting ialah
mengevaluasi atau membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi.
Evaluasi ini dijadikan b ahan pertimbangan dan perbaikan dalam pelaksanaan
diskusi selanjutnya.
D.
Kelebihan dan Kelemahan
Metode Diskusi
Menurut Anisa et. al (2013) terdapat
beberapa kelemahan dalam metode diskusi, diantaranya adalah:
a. jalannya suatu diskusi dapat dikuasai atau
didominasi oleh beberapa siswa yang menonjol sedangkan siswa lainnya menjadi
pasif
b. diskusi yang mendalam membutuhkan waktu yang
lama
c. dalam diskusi relatif sulit membatasi pokok
masalah ketika siswa mulai banyak yang mengemukakan pendapat
d. dalam
diskusi siswa kurang berani untuk menyampaikan pendapatnya.
Metode
diskusi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti yang telah dijelaskan
di atas sebelumnya. Kekurangan dari metode diskusi tersebut dapat ditutupi oleh
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir yang dapat mengakomodasi
semua siswa untuk berperan lebih aktif dikelas. Sehingga tidak ada siswa yang
bermain sendiri dan tidak memperhatikan pembelajaran serta tidak ada satu atau
dua orang siswa yang lebih aktif dari siswa yang lain.
Menurut Setyanto (2014) dimana dalam penggunaan metode
pembelajaran diskusi dalam proses belajar mengajar adanya kelebihan dan kelemahan
diantaranya:
Ø Kelebihan metode diskusi
1.
Merangsang
kreativitas murid
Diskusi berguna memancing kreativitas murid dalam bentuk
ide, gagasan inisiatif, serta trobosan baru dalam pemecahan masalah. Bahkan,
diskusi dapat merangsang murid untuk mengemukakan pandapatnya sendiri,
menyetujui dan memperkuat pendapat teman, atau bahkan mengoreksi opini peserta
diskusi lainnya.
2.
Memperluas wawasan
murid
Diskusi menuangkan beberapa pengetahuan sekaligus dalam
wilayah dan waktu yang sama sehingga pengetahuan pun semakin berkembang. Tidak
hanya itu, dalam upaya memevahkan masalah, murid dapat menemukan pencerahan
atau inspirasi dari berbagai sumber. Disisi lain, melalui diskusi, guru telah
membantu murid untuk mengembangkan musyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah.
3.
Mendorong murid
untuk selalu bertanggung jawab
Diskusi mengembangkan sikap tanggung jawab murid terhadap
pendapat, keputusan, atau kesimpulan yang diambil. Selain itu diskusi tidak
hanya membutuhkan pengethuanyang luas, tetapi juga kemampuan berbicara secara
logis dan sistematis. Melaui guru mengajarkan murid untuk membiasakan berpikir
secara cermat sebelum mengeluarkan pendapat, mengambil keputusan, serta menarik
kesimpulan.
Ø Kelemahan metode diskusi
a.
Sulit memprediksi
hasil. Sebab seluruh proses diskusi sangat bergantung pada kecakapan pemimpin
diskusi serta partisipasi aktif peserta. Terkadang metode diskusi dalam proses
pembelajaran diwarnai monopoli atau dominasi dari murid yang memiliki
kecerdasan yang menonjol.
b.
Memerlukan waktu
yang cukup lama. Selain itu metode ini
tidak cocok tidak cocok diterapkan pada semua topik. Sebab diskusi hanya tepat
digunakan untuk membahas hal-hal yang bersifat problematik. Hal yang paling
menonjol dari kelemahan metode ini adalah ketika jumlah murid dalam suatu kelas
sangat banyak, sebagian murid cenderung enggan mengungkapkan pendapatnya karena
menunggu temannya yang pandai untuk bersuara.
E.
Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah
(2005) dalam Sukerti et.al (2014)
”Metode Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran”.
Metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa dalam
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara membuatnya?
Terdiri dari bahan apa? Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses
bekerjanya?. Setiap mata pelajaran dalam proses belajar mengajar, sering kali
guru hanya memakai metode ceramah dan diskusi (Maria dan mesra, 2012).
Menurut Muhibbin
syah (2000) dalam Setyanto (2014) metode demonstrasi adalah metode ,engajar
dengan cara memperagakan barang, kejadaian atau aturan, serta melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melaui media pengajran yang relevan
dengan pokok bahasan atau meteri. Sementara itu Djamarah (2000) dalam Setyanto
(2014) mengungkapkan bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memperhatikan
suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan bahan
pembelajaran. Senada juga dengan dengan pendapat tersebut Sumantri dalam
Setyanto (20014) juga mengatakan metode demonstrasi adalah cara penyajian
pembelajaran dengan memperagakan atau mempertujukan situasi atau benda tertentu
dalam suatu proses yang sedangn dipelajari peserta didik, baika dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan. Peragaan atau petunjukan dilakukan oleh
gura atau oreang lain yang menguasai topik pembelajaran.
Metode demonstrasi
ini merupuakan salah satu cara yang tepat dalam meningkatkan keterampilan
berbicara anak, bisa menumbuhkan rasa
kepercayaan diri pada anak sehingga anak dapat berkomunikasi menggunakan bahasa
indonesia dengan baik dan benar. Dan selain itu dengan diterapkan metode ini
diaharapkan anak bisa berkomuniakasi dengan lisan dan bisa menggunakan bahasa
indonesia yang biak dalam menuangkan hasil pemikiran ia sendiri.
Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara
pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
1.
Perhatian siswa
dapat lebih dipusatkan .
2.
Proses belajar siswa lebih
terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa
Melalui proses pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan, informasi yang diberikan dapat lebih mudah dicerna dan dipahami
murid, sebab dalam kondisi murid aktif dan memiliki keingintahuan tinggi,
pembelajaran terasa lebih menyenangkan.
Dampak positif dari hal tersebut tentu saja materi pelajaran yang diberikan
guru lebih cepat dipahami.
Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam menerapkan metode
demonstrasi
Agar pelaksanaan metode demonstrasi dapat berjalan maksimal, guru perlu memperhatikan
hal-hal berikut ini:
a.
Merumuskan tujuan
instruksional yang dapat dicapai oleh murid serta menyusun langkah-langkah
demonstrasi secara teratur sesuai skenori.
b.
Mempersiapkan
peralatan atau bahan yang dibutuhkan. Selain itu, skenario demonstrasi harus
direncanakan secara cermat. Sebulum pelaksanaan, guru perlu memastikan alat dan
bahan yang digunakan benar-benar siap agar demonstrasti berjalan sukses.
c.
Memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan sehingga dapat memberikan keterangan secara memuaskan,
terlebih ketika murid mengajukan pertanyaan. Selain itu, hal yang harus
diperhatikan guru adalah memastikan demonstrasi dapat diikuti seluruh murid,
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, keterangan dapat didengar dan dipahami,
memberikan petunjuk mengenai hal-hal yang penting, serta menggunakan waktu
secara efektif dan efisien.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Maria dan Mesra (2012) menyatakan bahwa metode
demonstrasi memiliki cara atau langkah-langkah kerja dalam penerapannya dalam
sebuah pembelajaran di sekolah. Adapun langkah-langkah metode demonstrasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Mempersiapkan alat
dan bahan bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2.
Memberikan
penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan
3.
Pelaksanaan
demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa. Memperagakan
tindakan, proses, atau prosedur yang disertai penjelasan tentang prosedur,
ilustrasi dan pertanyaan.
4.
Penguatan
Berupa diskusi, tanya jawab, dan atau latihan terhadap
hasil demonstrasi.
5.
Evaluasi hasil
belajar dan kesimpulan
Popham (2005) menyatakan bahwa dalam menyelenggarakan
demonstrasi ada hal yang sederhana yang perlu diperhatikan yaitu anda (guru)
dapat mengerjakan apa yang ingin didemontrasikan.
Menurut Sertyanto (2014), adapun langkah-langkah untuk
menjalankan metode demonstrasi dengan baik terdiri beberap tahapan berikut ini:
a.
Merumuskan secara
jelas jenis kecakapan atau keterampilan yang diharapkan dicapai setelah metode
ini diterapkan.
b.
Mempertimbang
secara matang dan sungguh-sungguh kelayakan penggunaan metode untuk mencapai
tujuan tertentu dalam wilayah pembelajaran. Dengan kata lain, guru harus
memperhatikan efektivitas penerapan metode ini dalam suatu materi.
c.
Memastikan
ketersediaan alat-alat yang akan digunakan serta telah dicoba terlebih dahulu.
Hal ini penting dilakukan agar saat pelaksanaan tidak terjadi kesalahan. Selain
itu, guru juga harus mengetahui secara pasti jumlah murid untuk mengajukan
pertanyaan dan komentar selama atau sesudah demonstrasi.
F.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Menurut Setyanto (2014), dalam menggunakan metode demonstrasi
terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan diantaranya adalah:
Ø Kelebihan metode demonstrasi
1. Menurut Elizar (1996) dalam Setyanto (2014), metode demonstrasi
memiliki kelebihan atau keunggulan berupa meminimalkan kemungkinan murid
melakukan kesalahan. Hal ini disebabkan murid memperoleh pengalaman serta
pengamatan secara langsung. Dengan kata lain, murid dapat memusatkan
perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting. Ketikda seseorang murid
memiliki keraguaan dalam demontrasi suatu pelajaran, maka ia dapat bertanya
langsung kepada guru.
2. Keunggulan metode ini juga dipaparkan oleh Usman (2002)
dalam Setyanto (2014), ia menyatakan bahwa keunggalan metode demonstrasi adalah
peerhatian murid dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang diperagakan
. Hal tersebut tentu saja memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk
ingatan kuat dan keterampilan murid dalam berbuat. Maanfaat lain metode ini
ialah dapat menghindarkan murid dari mengambil keputusan atau kesimpulan secara
keliru. Sebab, murid mengamati jalannya demonstrasi atau peragaan secara
langsung.
3. Menurut Djamarah (2000) dalam Setyanto (2014) keunggulan
metode demonstrasi ialah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya
suatu proses kegiatan pembelajaran serta memudahkan guru menjelaskan berbagai
materi. Selain iitu, metode ini berguna memperbaiki kesalahan-keasalahan dari
metode ceramah melalui pengamatan dan pengadaan contoh kongkret berupa objek
yang sebenarnya.
Ø Kelemahan metode demonstrasi
Walaupun kelebihan dari penggunaanmetode ini cukup
meninjol namun tedapat juga kelemahan dari penggunaan metoni ini yaitu sebagai
berikut :
I.
Anak didik
terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan diperagakan. Hal ini
disebabkan tidak semua benda atau materi dapat dipertunjukan.
II.
Murid dapat
mengalami kebingungan atau tidak memahami materi apabila guru yang mendemonstrasikan
kurang memahami atau bahkan tidak menguasai sesuatu yang diperagakan.
G.
Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan
sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan
fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang
dihadapinya secara nyata. Djamarah
dalam Hartono dan Pratiwi (2012).
Menurut Sartika
(2012) metode eksperimen adalah suatu cara
penyampaian pengajaran dengan melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan
sendiri apa yang dipelajari baik secara individu maupun kelompok, sehingga
siswa mampu mengecek kebenaran suatu hipotesis atau membuktikan sendiri apa
yang dipelajari.
Tujuan
Penerapan Metode Eksperimen
Dalam penerapan metode Pembelajaran Eksperimen menurut Setyanto (2014)
mempunyai tujuan agar murid mampu mencari penyelesaian atau jawaban dari segala
persoalan yang dihadapi. Tidak hanya itu, melalui metode ini, murid dilatih
untuk berpikir secara ilmiah atau sistematis. Dengan demikian percobaan yang
dilakukan oleh murid dapat menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang
dipelajari. Dan tidak hanya itu murid juga mendapatkan kesempatan untuk
mengalami atau menyelesaikan masalah secara langsung, dimana hal ini dilakukan
dengan cara mengikuti suatu proses, mulai dari menggati objek, menganalisis,
membuktikan, hingga menarik kesimpulan.
Langkah-langkah penerapan metode eksperimen
. Langkah
|
Aktivitas Guru
|
Aktivitas Siswa
|
|
Pendahuluan
|
a. Guru menyampaikan
apresepsi dan motivasi tentang materi pelajaran
b. Guru merumuskan tujuan
yang akan dicapai siswa tentang materi perubahan sifat benda
c. Guru merumuskan masalah
yang akan didiskusikan dan percobaan tentang perubahan sifat benda
|
a. Siswa mendengarkan
penjelasan guru
b. Siswa mendengarkan
penjelasan guru
c. Siswa melakukan tanya
jawab dengan guru
|
Menurut Hartono
dan Pratiwi (2013), adapun aktivitas guru
dan siswa pada pada tabel dibawah ini tentang
penerapan metode eksperimen. Tabel Langkah-langkah Pembelajaran IPA dengan Metode eksperimen
Kegiatan Inti
|
a. Guru menuliskan tujuan
pembelajaran di papan tulis yaitu perubahan sifat benda kemudian menjelaskan
materi pelajaran
b. Guru membagi kelompok
menjadi 6 kelompok yang heterogen dengan jumlah 4-5 siswa pada setiap
kelompok
c. Guru memberikan contoh
percobaan (eksperimen) melalui media yang disediakan
d. Guru membagikan LKS yang
berisi tentang perubahan sifat benda yang sesuai dipraktekkan
e. Guru berkeliling untuk
menjaga ketertiban atau mendorong pelajar menjawab pertanyaan
f. Guru menyuruh kelompok -
kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya
g. Guru memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi
h. Guru memberikan kesempatan
untuk bertanya
|
a. Siswa menulis penjelasan
guru
b. Siswa bergabung sesuai
dengan kelompoknya.
c. Siswa melakukan eksperimen
yang sesuai instruksi guru dengan alat peraga yang disediakan guru
d. Siswa mengerjakan tugas
sesuai petunjuk LKS yang disediakan guru
e. Siswa mengerjakan tugas
kelompok bersama kelompoknya.
f. Siswa mengumpulkan hasil
diskusinya
g. Siswa menanggapi
pertanyaan dari guru dan mencatat hasil diskusi.
h. Siswa melakukan tanya
jawab dengan guru
|
Penutup
|
a. Guru menarik kesimpulan
b. Guru menyuruh setiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen didepan kelas
c. Guru mengakhiri pelajaran.
|
a. Siswa dengan bimbingan
guru menarik kesimpulan
b. Setiap kelompok presentasi
hasil eksperimen
c. Siswa berdoa
|
Menurut Palendeng (2003) dalam Setyanto (2014)
menjelaskan beberapa tahapan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen,
yaitu sebgai beikut :
1.
Percobaan awal
Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan oleh guru atau dengan mengamati penomena alam. Demonstrasi ini
menampilkan masalah-maslah yang
berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
2.
Bimbingan
Guru membimbing murid untuk mengamati suatu masalah yang
akan dipecahkan. Setelah itu murid, mencatat semua fenomena yang tertangkap
oleh panca indra. Ketika hal tersebut sudah dilakukan, maka murid dapat
merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatan.
3.
Pembuktian
Pembuktian kebenaran dari dugaan awal yang telah
dirumuskan melalui kerja kelompok. Parda tahap ini, murid diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat
kesimpulan dan menemukan konsep, hasil diaplikasikan dalam kehidupan. Kegiatan
ini bertujuan untuk memantapkan konsep yang telah dipelajari.
4.
Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah menyelesaikan
sebuah konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
murid untuk memahami konsep. Pemahaman suatu materi dapat dilihat apabila murid
mampu menyelesaikan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi didalam kehidupan.
Dengan kata lain, murid memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan,
memberi contoh, serta menerapkan konsep yang terkait pada pokok bahasan.
Menurut Mayangsari et.al
(2014) ada tiga tahap atau prosedur dalam melaksanakan metode eksperimen, yaitu:
1) tahap
persiapan
2) tahap pelaksanaan
3) tahap tindak
lanjut.
Menurut Setyanto (2014) guru yang akan menerapkan metode
eksperimen dalam wilayah pembelajaran perlu memahami dua ketentuan, yaitu:
1.
Guru harus
memberikan kesempatan kepada murid agar mengalami secara langsung, mengikuti proses,
mengamati objek, menganalisis, membuktikan, serta menarik kesimpulan mengenai
suatu objek atau keadaan tertentu.
2.
Guru harus
menumbuhkan dan mengembangkan cara pikir murid secara rasional dan ilmiah. Hal
yang tidak kalah penting dilakukan guru ialah memberikan dorongan kepada murid
agar mengerjakan, mengamati, serta menyimpulkan hasil percobaan secara cermat
dan teliti.
H.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Mayangsari et.al
(2014) ada beberapa kelebihan dan kelemahan
metode eksperimen adalah sebagai berikut.
a.
Keunggulan metode
eksperimen adalah:
1.
membangkitkan rasa ingin
tahu siswa
2.
membangkitkan sikap
ilmiah siswa
3.
membuat pembelajaran
bersifat aktual
4.
membina kebiasaan
belajar kelompok maupun individu.
b.
Kelemahan atau
kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika menerapkan
metode eksperimen, di antaranya:
1.
memerlukan alat dan
biaya yang cukup banyak
2.
memerlukan waktu yang
relatif lama
3.
sangat sedikit sekolah
yang memiliki fasilitas eksperimen
Menurut Setyanto (2014),
penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan berikut ini :
Ø
Keunggulan Metode
Eksperimen
a.
guru mengajak murid
lebih aktif dalam pembelajaran
hal ini disebabkan segala maslah yang dihadapi olejh
murid akan diselesaikan sevara langsung melalui percobaan
b.
metode ini membuat anak
didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri dari pada hanya
menerima penjelasan dari guru
c.
murid lebih terampil dan
pengalaman dalam melakukan percobaan. Sebab, murid akan menempuh
langkah-langkah yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan.
Ø
Kelemahan Metode
Eksperimen
a.
Memerlukan peralatan
yang tidak sedikit guna memecahkan masalah
Ketika alat tidak lengkap, maka dapat berakibatkan murid
tidak dapat menjalankan percobaan secara sempurna
b.
Alokasi waktu yang lama
Jangka waktu yang diperlukan cukup banyak atau lama dan
juga cukup luas. Hal ini menjadi hambatan apabila materi pelajaran harus
diselasaikan dalam waktu singkat
c.
Kesalahan dan kegagalan
murid saat melakukan percobaan sulit dideteksi oleh guru. Akibatnya murid dapat
mengambil kesimpulan yang keliru.
d.
Kesulitan yang dialami
murid dalam melaksanakan eksperimen akan semakin parah apabila guru kurang
menguasai percobaan. Oleh karena itu, guru harus menji seorang ahli yang
menguasai masalah saat berhadapan dengan murid
Cara Mengatasi Kelemahan Penerapan Metode Eksperimen
Menurut Setyanto (2014) , ada beberapa cara mengatasi kelemahan
dalam penerapan metode eksperimen, dimana guru harus memperhatikan beberapa hal
berikut agar metode ini dapat berjalan secara efektif dfan efisien.
1.
Ketika murid akan
melakukan percobaan, sejumlah alat dan bahan yang berkaitan dengan eksperimen
harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dalam menyiapkan perlengkapan, guru harus
memastikan agar alat atau bahan yang digunakan tidak berbahaya
2.
Meningkatkan ketelitian
dan konsentrasi murid dalam memecahkan suatu permasalahan. Metode eksperimen
memerlukan jangka waktu yang cukup lama hingga murid menemukan pembuktian
kebenaran teori. Metode ini mengajak murid untuk belajar dan berlatih lebih
aktif. Oleh sebab itu, guru perlu memberikan contoh secara jelas yang berguna
memperlancar praktik percobaan oleh murid.
3.
Tidak menggunakan metode
ini pada seluruh proses pembelajarab, misalnya masalah kejiwaan serta beberapa
segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia
4.
Mengetahui jumlah murid
dan alat yang digunakan agar eksperimen berjalan efektif dan tidak memakan
waktu lama.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Didalam penggunaan metode pembelajaran banyak yang harus
diperhatikan baik itu dalam kelebihan dan kelemahannya oleh sebab itu kita
harus pintar memilih metode pembelajaran, agar tujuan dari pendidikan bisa
tercapai. Tidak hanya metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen yang
bisa digunakan banyak juga metode yang lainnya. Dimana setiap metode mempunyai
ciri khas sehingga adanya kelebihan dan keunggulan sendiri.
Tidak hanya itu kita juga harus memperhatikan materi
pelajaran dan lalu baru kita tentukan bmetode apa yang baik digunakan karena
tidak semua mata pelajaran bisa menggunakan metode yang sering kita digunakan.
B.
SARAN
Makalah ini banyak memiliki kekurangan, kami
mengharapkan kritik dan saran dari saudara-saudara (teman-teman). Dan kami
mengharapkan makalah ini menjadi referensi bagi saudara untuk mempelajari
Tentang “Metode ceramah, diskusi,
demonstrasi dan eksperimen“
DAFTAR PUSTAKA
Irwandi, 2010. Stategi
Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual. Bengkulu : UMB Press
Mulyatiningsih, E. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Popham. 2005. Teknik
Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta
Setyanto, N. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar-mengajar..
Yogyakarta : Diva press
Anisa, et. al. 2013. Efektivitas Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas
Siswa Menggunakan Strategi Synargetic Teaching (pada mata pelajaran biologi di
smp negeri 1o jember). @ pancaran. Vol. 2 No. 4. Hal 100-110
Hartono dan Pratiwi. 2013. Penerapan
Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V Semerter I. Guru SDN 4 Besuki, Dosen FKIP UNEJ dan
Dosen UNARS
Jatmiko, et. al. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading adn Composition) disertai Media Komik
Biologi untuk Meningkatkan minat Belajar Siswa dalam Pelajaran Biologi pada
Siswa Kelas VII-A SMP N 14 Surakarta Tahun Pelajaran 20011/2012. Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Mariana, M. 2013. Kajian Metode
Pembelajaran bagi mahasiswa STTPP Medan. Universitas Medan
Maria dan Mesra. 2012. Penerapan
Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kolase melalui Produk
Kerajinan Tangan dalam Mata Pelajaran SBK di SDN Desa Lama Kecamatan Hamparan
Perak Tahun Pelajaran 2011/2012. Jornal Pendidikan
Maslikhah. 2008. Pengaruh Perpaduan
Metode Diskusi dan Presentasi terhadap Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X
Semester II MAN Yogyakarta III Tahun Ajaran 2006/2007. Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Mayangsari. Et.al 2014. Penerapan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Kondukor dan
Isolator SDN semboro Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Edukasi
UNEJ I (1):27-31
Muclicha, A. 2015. Metode Pengajaran
dalam Pendidikan Lingkungan Hidup pada Siswa SD (Studi pada Sekolah Adiwiyata
di DKI Jakarta). Journal Pendidikan , Volume 16, Nomor 2. 110-126. Program
Studi Ilmu Lingkungan Universitas
Indonesia
Rahayu, et.al. 2014. Hubungan Metode Pembelajaran dengan Motivasi
Belajar Mahasiswa Tingkat II. Dinamika Kesehatan Vol.14
Sartika. 2012. Pengaruh Penerapan
Metode Eksperimen sebagai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa. Padagogia. Vol.1 No. 2: 189-240.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Sukerti, et al. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi dengan
Menggunakan Media Gambar Berseri untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi
Siswa Kelas V SDN 3 Dencarik Kecamatan Banjar Tahun Pelajaran 2012/2013.
E-journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol. 2 No. 2
Sumarni, et al. 2014. Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV sekolah Dasar Kecil Toraranga pada Mata Pelajaran
PKN Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi. Journal
Kreatif Tadulako Online. Vol 3 No.4. SSN 2354-614X. Fakultas Keguruan dan Il mu
Pendidikan Universitas Tadulako
Tidak ada komentar:
Posting Komentar